Ponorogo, NU Online Jatim
Di era saat ini, kader Korps PMII Putri (Kopri) dituntut memiliki kualitas intelektual yang mumpuni dalam rangka pembacaan realitas sosial di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perempuan. Serta agar menjadi kader pelopor yang paham akan gander.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Untuk itu, Pengurus Komisariat (PK) Kopri IAIN Ponorogo menggelar Sekolah Islam dan Gender yang dipusatkan di Balai Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo, Kamis-Sabtu (04-06/11). Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya’.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ketua PK Kopri IAIN Ponorogo, Vega Eka Saputri mengatakan, bahwa kader Kopri hendaknya melek akan isu gender dan konsep kesetaraan laki-laki dengan perempuan. Sebab, isu tersebut yang menghiasi realitas sosial hari ini.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Menurut Vega, sudah selayaknya kader Kopri dapat mentranformasikan keilmuan yang dimiliki ke dalam sebuah gerakan keperempuanan dalam Islam, baik untuk sesama kader Kopri maupun publik secara umum.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Hal itulah yang mendasari digelarnya kegiatan tersebut,” ujarnya.
Kegiatan tersebut menyasar anggota baru pasca mengikuti kaderisasi Masa Kesetiaan Anggota (Mapaba) PMII dan pengurus di jenjang semester 3. Tidak hanya berasal dari Ponorogo, sejumlah peserta juga berasal dari luar Ponorogo, seperti Nganjuk dan Ngawi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Acara ini diikuti 29 peserta perempuan dan 6 peserta laki-laki. Mereka sangat antusias dan semangat mengikuti dari awal sampai akhir acara,” terang Vega.
Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan ini di antaranya, Gender, Seks dan Seksualitas, Gender Prespektif Islam dan Fiqhun Nisa. Selain itu, ada pula materi Sejarah Gerakan Perempuan di Indonesia, Ke-Koprian dan Citra Diri Kader Kopri, dan Strategi Pengembangan Diri.
“Ditambah lagi materi tentang Pemimpin Perempuan dalam Islam, Hukum Islam di Indonesia, dan Talkshow,” imbuhnya.
Vega bersyukur acara berjalan dengan lancar. Ia berharap, kader PMII dapat memiliki wawasan pemahaman yang cukup tentang gender dan penerapannya. Serta terkait pemahaman kader tentang payung hukum pada perempuan.
“Saya berharap, seusai kegiatan ini kader PMII menjadi pelopor penggerak kesetaraan gander dan memiliki ghirah serta berdedikasi tinggi dalam organisasi,” tandasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND