Metropolis

Di Podcast Rundingan, Ning Arofah Ceritakan Keteladanan KH Mudzakkir Ma'ruf

Jumat, 9 Agustus 2024 | 15:00 WIB

Di Podcast Rundingan, Ning Arofah Ceritakan Keteladanan KH Mudzakkir Ma'ruf

Ning Arofah dan Ning Uswah Syauqi di Podcast Rundingan. (Foto:NOJ/Uswah Syauqi)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ning Arofah Muzakkir menceritakan sosok abahnya, KH Mudzakkir Ma’ruf yang merupakan pengagas rutinan ngaji reboan di Masjid Al-Fatah Mojokerto. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi tamu di Podcast Rundingan Ning Uswah Syauqi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto, Kamis (08/08/2024).

 

“Istiqamah dan ketelatenan abah belum bisa saya tiru sampai saat ini. Saya melihat abah itu Masyaallah. Saya ingat sebelum menjadi pendakwah abah itu penjual besi tua,” katanya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dikisahkan saat usaha besi tua, KH Mudzakkir Ma’ruf menyopiri truk sendiri untuk mencari orang yang menjual besi tua hingga menjualnya lagi, semua dilakukan sendiri oleh KH Mudzakkir Ma’ruf. Setelah itu KH Mudzakkir Ma’ruf menjadi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Brawijaya dan mengajar Madrasah Diniyah (Madin) Sabilul Muttaqin.

 

“Saya merasakan saat abah sudah jadi pendakwah dengan jadwal yang padat. Abah itu suka mengajak keluarga, kalau pengajian mengajak keluarga,” ujarnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Semangat dakwah KH Mudzakkir Ma’ruf sangat tinggi, ketika sakit pun, ia punya prinsip kalau masih bisa berangkat kenapa tidak. Menurut Ning Arofah, KH Mudzakkir Ma’ruf adalah sosok guru teladan dan ayah yang penyayang.

 

“Suami yang penyabar dan sayang dengan keluarga. Saat di rumah tidak bisa diam, ada saja hal produktif yang dikerjakan,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

KH Mudzakkir Ma’ruf juga memiliki kebiasaan mengajak orang yang menunggu angkot di tepi jalan. Bahkan memberi tebengan untuk orang yang banyak membawa barang dagangan. Sosok KH Mudzakkir Ma’ruf sangat merakyat, sangat mudah bergaul dengan masyarakat. Hal ini yang membuat saat KH Mudzakkir Ma’ruf wafat, Jalan Brawijaya Mojokerto jarak 1 KM sudah dipenuhi pentakziah.

 

“Abah dengan siapa pun mudah bergaul, di warung bersama orang dari berbagai latar belakang sudah menjadi hal biasa,” kisahnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Yang paling diperjuangkan oleh KH Mudzakkir Ma’ruf adalah rutinan Rabu malam Kamis di Masjid Al-Fatah, Mojokerto yang sampai saat ini masih ada. Saat kondisi sakit dengan diinfus, KH Mudzakkir Ma’ruf tetap istiqamah ngaji.

 

“Saat opname di RS Sakinah waktunya ngaji, abah bilang ke dokternya akan ngaji dan setelah ngaji akan kembali pulang ke rumah sakit,” tandasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND