Metropolis

Muhammadiyah Umumkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada Senin 31 Maret 2025

Rabu, 26 Maret 2025 | 14:00 WIB

Muhammadiyah Umumkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada Senin 31 Maret 2025

Pengumuman 1 Syawal 1446 H oleh PP Muhammadiyah. (Foto: NOJ/Muhammadiyah)

Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 M.

 

"Berdasarkan hasil hisab tersebut, maka pimpinan pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin 31 Maret 2025, 1 Zulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu 28 Mei 2025, Hari Arafah pada 9 Zulhijjah 1446 H jatuh pada Kamis 5 Juni 2025 M, dan terakhir Idul Adha 10 Zulhijjah 1446 H jatuh pada Jumat 6 Juni 2025 Masehi," penyampaian M. Sayuti, dikutip Senin, (24/03/2025).

 

Keputusan ini didasarkan pada hisab hakiki wujudul hilal, metode penentuan awal bulan Hijriah yang telah lama menjadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dengan metode ini, awal bulan ditetapkan jika hilal sudah wujud, yaitu setelah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Jika salah satu dari kriteria ini tidak terpenuhi, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari.

 

Dalam menentukan 1 Syawal 1446 H, data astronomis menunjukkan bahwa pada Sabtu Kliwon, 29 Ramadan 1446 H atau 29 Maret 2025 M, ijtimak terjadi pada pukul 17:59:51 WIB. Namun, saat matahari terbenam di Yogyakarta (07° 48′ LS dan 110° 21′ BT), tinggi bulan masih berada di -01° 59′ 04², yang berarti hilal belum wujud.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Di seluruh wilayah Indonesia, bulan juga masih berada di bawah ufuk, sehingga tidak memenuhi kriteria wujudul hilal. Oleh karena itu, umur bulan Ramadan 1446 H disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal 1446 H pun jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025 M.

 

Keputusan ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya penggunaan hisab hakiki wujudul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah oleh Muhammadiyah. Mulai tahun 1447 H, Muhammadiyah akan beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dalam sistem KHGT, bumi dianggap sebagai satu kesatuan matlak global sehingga seluruh dunia akan menetapkan awal bulan Hijriah pada hari yang sama. Perubahan ini diharapkan membawa kesatuan umat Islam dalam aspek waktu dan ibadah, menjawab tantangan modernitas, serta memperkuat integrasi umat di tingkat global.

 

Sidang Isbat Kementerian Agama

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 H/2025 Masehi akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret mendatang. Sidang isbat itu sebagai acuan penentuan tanggal Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2025.

 

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan pemantauan hilal dilakukan di sejumlah titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil pantauan itu yang dijadikan acuan dalam sidang isbat.

 

"Tanggal 29 sidang isbatnya, karena ijtimaknya itu tanggal 29 juga itu sekitar sore ya, kemudian juga diharapkan para perukiyah, baik dari Ormas Islam maupun Kementerian Agama sudah menyebar di seluruh Indonesia pada tanggal 29," kata Nassarudin, dilansir dari detikNews, Senin (24/3/2025).

Nassarudin mengatakan saat ini kondisi hilal masih jauh dari standar. Hilal, jelasnya, masih berada di bawah 0 derajat, tepatnya masih minus 3 derajat.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Sementara itu, standar terlihatnya hilal yakni berada di 3 derajat dengan elongasi 6 derajat. Saat hilal berada di posisi tersebut pemerintah baru bisa menetapkan 1 Syawal.
"Akan tetapi kalau melihat kondisi objektifnya Hilal, berdasarkan hisab ini, masih di bawah 0, masih minus 3 derajat sekian detik, ya kan," jelasnya.

 

"Kemudian juga elongasinya juga masih sangat rendah, belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Mahfiz, yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan elongasinya sekitar 6 derajat," tambahnya.

 

Nassarudin mengatakan penetapan 1 Syawal akan berpotensi sama dengan Muhammadiyah. Hal tersebut merujuk perhitungan hisab Muhammadiyah yang menyebut lebaran tahun ini akan berpotensi bersamaan.

 

"Dari segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini stigma lah, artinya dicukupkan 30 hari bulan Suci Ramadan, dan dengan demikian lebarannya tanggal 31," kata Nassarudin.

 

"Tapi kepastianya itu nanti menunggu sidang isbat pada tanggal 29 itu. Insyaallah. Saya kira itu. Potensinya bersama seperti yang di awal," tambahnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND