
Personil Banser Trenggalek saat mengamankan Musyda Muhammadiyah Trenggalek. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)
Madchan Jazuli
Kontributor
Trenggalek, NU Online Jatim
Pemandangan menyejukkan tampak saat acara Musyawarah Daerah (Musyda) ke-11 Muhammadiyah Trenggalek. Belasan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Trenggalek turut mengamankan jalannya Musyda yang dipusatkan di Desa Ngulankulon, Pogalan, Trenggalek.
Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Trenggalek, Anugerah Iskandar Putra mengungkapkan pengamanan tersebut sesuai dengan permintaan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek.
"Sesuai permintaan dari surat resmi yang masuk ke Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Trenggalek, yang diteruskan ke saya, meminta keterlibatan personil Banser dalam pengamanan Musyda itu. Berdasarkan list, ada 12 personel Banser yang mengamankan," ungkap Anugerah Iskandar Putra saat dikonfirmasi, Jum'at (19/05/2023).
Putra menambahkan, pengamanan tersebut tidak lain untuk merawat kebhinekaan. Semangat Banser luar biasa, karena diakui maupun tidak antara NU dan Muhammadiyah pendirinya memiliki satu guru yang sama. Meskipun ada beberapa pandangan yang berbeda dalam hal fiqih dan lainnya.
"Intinya yang penting wawasan kebangsaan atau siyasah wathoniyah kita sama. Kita masih saudara dalam kemanusiaan, Banser akan tetap membantu mengamankan setiap kegiatan. Tidak hanya di Muhammadiyah, di luar agama pun kita juga siap," katanya.
Pria yang juga pengusaha penyedia layanan internet ini menyampaikan apresiasi khusus kepada personil Banser yang rela menyempatkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, 12 personil Banser itu secara bergantian mengamankan Musyda XI Muhammadiyah yang berlangsung selama dua hari itu.
“Saya salut kepada sahabat-sahabat yang hari ini sampai besok nge-PAM. Mereka secara bergantian mengamankan acara dengan semangat menjaga kedaulatan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua PC GP Ansor Trenggalek Agus Muhammad Izzudin Zakki menjelaskan, kegiatan pengamanan merupakan murni kesadaran dan panggilan jiwa kader Banser. Sehingga menjadi sebuah kewajiban untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
"Sahabat Banser memiliki kesadaran merawat kebhinekaan, makanya ikut membantu. Pengamanan seperti itu sudah menjadi alamiah pada masa saya menjadi Ketua Ansor," terang Gus Zaki, sapaan akrabnya.
Gus Zaki menambahkan, begitupun sebaliknya saat GP Ansor Trenggalek sedang menghelat acara, bisa juga mengundang teman-teman Pemuda Gereja dan pemuda Muhammadiyah di Bumi Menak Sopal ini.
"Kami ingin menghilangkan sekat antar organisasi yang berbeda. Karena sekat itu dulu sangat kuat antara pemuda beda organisasi di Trenggalek," imbuhnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah ini mengaku, cara merawat kebhinekaan ini merupakan secuil harapan terhadap pemuda yang ada di Trenggalek. Sebab, pemuda hari ini hendaknya turut ambil bagian agar keadaan lebih baik.
"Pemuda Ansor dan Muhammadiyah harus bergerak bersama, jangan sampai perbedaan masalah organisasi memecah belah kesatuan warga Trenggalek. Tujuan tetap sama, mengarah kepada kemaslahatan dan kemakmuran umat," tandasnya.
Terpopuler
1
Ketua PW GP Ansor Jatim Ungkap Mimpi Burdah Sebelum Lantik Pengurus Sumenep
2
Pemberangkatan KBIHU NU An-Nahdliyah, Jamaah Haji Diminta Fokus Ibadah dan Jaga Kesehatan
3
Ma'had Aly Denanyar Gelar Kuliah Umum Perkuat Literasi Politik Santri
4
GP Ansor Sumenep Periode 2024-2028 Resmi Dilantik, Siap Kolaborasi dengan Forkopimda
5
Grup Inses di Facebook Viral, Begini Hukum Nikah Sedarah dalam Islam
6
Konfercab XIV, KH Salim Azhar dan Sahrul Munir Pimpin PCNU Lamongan 2025-2030
Terkini
Lihat Semua