Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Metropolis

Nyai Badriah Fayumi Ungkap Sembilan Kekuatan Nawaning Nusantara

A’wan PBNU, Nyai Badriah Fayumi. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim
A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nyai Badriah Fayumi memaparkan sembilan kekuatan Nawaning Nusantara. Pertama ialah muda atau milenial, dan kedua yaitu terpelajar. Penegasan tersebut disampaikan saat acara Halaqah Nasional Nawaning Nusantara yang dipusatkan di Hotel Grand Mercure Surabaya, Sabtu (27/08/2022).


“Nawaning hari ini berbeda dengan nenek saya 40 tahunyang lalu. Yang mana untuk membaca Al-Qur’an bagus dan menghitung uang juga pandai. Akan tetapi tidak bisa baca huruf latin, karena saat itu huruf latin dianggap hurufnya penjajah,” katanya.


Ketiga, memiliki kedudukan sosial yang terhormat. Menurutnya, hal demikian perlu disyukuri karena tanpa diminta ia sudah mendapat anugerah dari Allah. Keempat adalah memiliki basis sosial yang kongkrit dan kuat, baik di pesantren, masyarakat, majelis taklim atau organisasi yang diikuti.


“Sementara yang kelima Nawaning itu merupakan sosok yang sudah punya masa depan yang jelas,” tegasnya.


Keenam menjadi perawat Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah yang bisa diandalkan. "Hari ini kalau mengatakan Aswaja jangan berhenti di Aswaja saja. harus ada An-Nahdliyah, karena sekarang Aswaja banyak macamnya,” ungkapnya.


Selanjutnya, ketujuh adalah Nawaning memiliki kesempatan untuk membangun otoritas keilmuan, keulamaan, serta memiliki modal yang kuat untuk membangun kepemimpinan perempuan, baik di internal pesantren maupun di eksternal pesantren.


“Hari ini banyak pesantren yang pemimpinnya perempuan, santrinya ada yang laki-laki dan perempuan. Bisa karena suaminya wafat atau sebab yang lain. Kongres Ulama Perempuan Indonesia (Kupi) pertama di Cirebon itu kita berada di pesantren yang diasuh oleh perempuan dan sudah ada filmnya,” ungkapnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an wal Hadits Bekasi itu mengutarakan, NU tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Karena memang NU mempunyai pandangan keagamaan yang luas dan luwes.


“Ini menjadi kekuatan Indoneisa. Jadi wajar kalau Kiai Agoes Ali Masyhuri hadir dan bahkan memberi dukungan yang luar biasa,” terangnya.


Sementara yang kedelapan adalah peka dengan media sosial. Dan kekuatan Nawaning Nusantara yang kesembilan atau terakhir ialah memiliki kemandirian.

Boy Ardiansyah
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait