Surabaya, NU Online Jatim

Maulana Assayid Assyarif Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani mengatakan, dirinya adalah orang yang mengabdikan diri untuk meneliti naskah-naskah Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Menurutnya Tafsir Al-Jailani adalah tafsir terbaik di dunia.

“Sebagian ulama dari Yordania, Mesir ada yang merasa janggal mengapa saya mengatakan demikian. Mereka ragu atas ucapan saya yang menyebutkan kitab Tafsir Al-Jailani terbaik di dunia,” katanya saat mengisi Kajian Tafsir Al-Jailani di Masijid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jum’at (19/07/2024).

Bahkan Grand Syekh Al Azhar, Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb bertanya kepada Syeikh Muhammad Fadhil atas statemennya tersebut. Syeikh Muhammad Fadhil kemudian memberi hadiah kitab Tafsir Al-Jailani kepada Syekh Ahmad Ath-Thayyeb dan Syekh Ali Jum’ah.

“Saya katakan kepada mereka agar membaca Tafsir Al-Jailani supaya tau kenapa Syekh Abdul Qadir al-Jailani dijuluki sulthonul auliya (raja dari seluruh para wali),” ujarnya. 

Dengan membaca Tafsir Al-Jailani juga akan mengetahui bahwa Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah raja dari segala ilmu. Ketika berjumpa lagi dengan Syekh Ahmad Ath-Thayyeb dan Syekh Ali Jum’ah, Syeikh Muhammad Fadhil bertanya tentang Tafsir Al-Jailani.

“Mereka menjawab, ya benar kitab ini tidak ada tandingannya dan tidak ternilai harganya,” terangnya.

Dijelaskan, orang di seluruh dunia mengerti siapa Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Namun tidak cukup hanya dengan itu. Karena Syekh Abdul Qadir al-Jailani merupakah tokoh utama keilmuan setelah Ali bin Abi Thalib.

“Karena Syekh Abdul Qadir al-Jailani  bukan hanya ahli bidang tasawuf, tapi beliau juga ahli dalam 13 bidang ilmu,” jelasnya.

Keterangan Syekh Abdul Qadir al-Jailani ahli dalam 23 cabang ilmu juga terdapat di Perpustakaan Vatikan, Roma. Di sini Syekh Abdul Qadir al-Jailani diberi julukan guru orang Islam dan kaum muslimin

Syeikh Muhammad Fadhil mendapatkan 6 manuskrip original Syekh Abdul Qadir al-Jailani dari berbagai negara yang salah satunya di India tahun 692 Hijriyah.

“Saya akan berbicara tentang metode tafsirnya. Saya sudah sepakat dengan Ibu Khafifah dan KH Ridlwan Nasir akan diskusi kitab ini satu bulan dua kali,” tandasnya.