Pendidikan

Unusa Gandeng UNICEF Lakukan Edukasi Gizi kepada Masyarakat

Sabtu, 8 Februari 2025 | 12:00 WIB

Unusa Gandeng UNICEF Lakukan Edukasi Gizi kepada Masyarakat

Webinar dengan tema Memilih Makanan Sehat dan Bergizi Keluarga untuk Anak Bebas Malnutrisi oleh Unusa dan UNICEF. (Foto: NOJ/ Dok. Humas Unusa)

Surabaya, NU Online Jatim

Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2025, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) melaksanakan edukasi kepada masyarakat pentingnya gizi seimbang. Edukasi tersebut diwujudkan dalam bentuk webinar.

 

Webinar yang menghadirkan tiga pembicara ini merupakan bentuk komitmen Unusa dan UNICEF dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Tema yang dipilih “Memilih Makanan Sehat dan Bergizi Keluarga untuk Anak Bebas Malnutrisi”.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Pembicara pertama, disampaikan oleh Nutrition Officer UNICEF Indonesia, Nike Frans dengan topik bahasan Tantangan dan Hambatan Global dalam Memberikan Makanan Bergizi. Ia menjelaskan, situasi global masih dihadapkan dengan masalah-masalah seperti stunting atau kekurangan gizi kronis dan wasting atau kekurangan gizi akut pada balita.

 

“Namun disaat bersamaan juga dihadapkan pada meningkatnya status balita dengan kelebihan berat badan atau obesitas, juga anak dengan anemia,” terangnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Nike mengatakan, berdasarakan penelitian World Health Organization (WHO), satu dari tiga anak mengalami malnutrisi. Malnutrisi sendiri tidak terbatas pada kekurangan gizi saja, tapi juga kelebihan. “Di Indonesia, kasus anak yang lahir dengan keadaan stunting itu sangat tinggi, satu dari lima anak, lahir stunting,” paparnya.

 

Sementara pembicara kedua ialah dr Meta Herdiana Hanindita, seorang dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya. Ia menegaskan, pemenuhan maupun perbaikan gizi harus dilakukan sejak anak berada di dalam kandungan. Karena pertumbuhan dan perkembangan manusia itu, paling pesat pada 1000 hari pertama kehidupan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“1000 Hari pertama kehidupan ini juga sering dikenal sebagai golden period atau juga jendela kesempatan. Alasannya, karena perkembangan salah satu organ yang paling pesat terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan adalah otak, yang mulai terbentuk saat janin dalam kandungan mencapai puncak periode 1000 hari pertama kehidupan. Baik otak bagian pendengaran, penglihatan maupun kognitif lainnya,” tutur dr Meta.

 

Ditegaskannya, nutrisi pada awal kehidupan itu berpengaruh terhadap pertumbuhan massa otot, komposisi tubuh dan sistem metabolism. Sehingga ini juga akan mempengaruhi saat dewasa. “Nutrisi pada periode awal kehidupan itu sangat penting, karena bukan hanya berdampak pada saat itu namun seumur hidup,” jelasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Sementara pembicara lainnya, Ni Luh Putu Ayu Putri Sariningrat dari perwakilan dari UPT Labkesda Jawa Timur, menambahkan bahwa makanan bergizi ini perlu memenuhi beberapa komponen gizi yang harus ada.

 

“Kelompok makanan terbagi menjadi 8 kategori untuk MPASI. Yakni karbohidrat yang bisa didapat dari beras, umbi-umbian atau akar. Kemudian ASI, turunan susu, buah dan sayur yang kaya vit A, protein hewani, buah dan sayur lain, kacang-kacangan, dan telur,” ucapnya.

 

Menurutnya, selain 1000 hari pertama kehidupan, tumbuh kembang pada anak prasekolah dan sekolah juga penting. Lantaran pada masa-masa itu, anak akan mulai tumbuh dengan banyak pertanyaan dan semakin banyak aktivitas.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Ada ukuran-ukuran tertentu pada gizi yang harus dipenuhi oleh anak-anak. Semakin dewasa, kebutuhan nutrisinya juga semakin besar. Peran orang tua begitu penting, dengan mengawasi apa yang dikonsumsi anak. Karena kamu adalah apa yang kamu makan,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND