Pasuruan, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten dan Kota Pasuruan menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) bagi Pendamping Proses Produk Halal (PPH) di Hotel Dalwa Raci, Kabupaten Pasuruan, Ahad (20/07/2025).
Ketua PC ISNU Kabupaten Pasuruan, Ahmad Adib Muhdi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperbarui data dan mengoordinasikan kembali program pendampingan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Dari 40 anggota yang terdata, yang aktif hanya 30 orang. Maka dari itu kita lakukan update sekaligus sosialisasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa profesi pendamping PPH memiliki prospek menjanjikan jika ditekuni secara serius. Sebab pola kerjanya berfokus pada pengawalan sertifikasi halal bagi pelaku usaha. Namun, ia menekankan bahwa pendamping hanya akan memperoleh insentif jika benar-benar menjalankan tugasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Jika tidak melakukan pendampingan, maka tidak akan mendapat insentif karena sistemnya berbasis kinerja,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Pendamping PPH ISNU Jawa Timur, Muhammad Dawud, menyayangkan rendahnya jumlah produk bersertifikat halal di Indonesia dibandingkan negara-negara non-Muslim.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“China, Amerika, dan India yang bukan negara Islam justru masuk lima besar negara dengan produk bersertifikat halal terbanyak,” ujarnya.
Dosen UIN Khas Ahmad Shidiq Jember tersebut menegaskan bahwa sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya mampu bersaing secara global dalam jumlah produk halal tersertifikasi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Pendamping PPH harus berperan maksimal dalam mengawal pelaku usaha agar memperoleh sertifikasi halal,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa akun pendamping PPH akan otomatis dinonaktifkan jika tidak aktif melakukan pendampingan selama dua tahun.
“Sayang sekali jika akunnya hilang, apalagi setelah mengikuti pelatihan selama dua hari,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND