Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Tapal Kuda

Kiai Ma'ruf Khozin: Model Dakwah Walisongo Ala Rasulullah

KH Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin mengatakan, bahwa Walisongo merupakan penyebar agama Islam di Indonesia, terutama Jawa. Dakwah Walisongo yang dikenal santun dan menghargai bahkan melestarikan tradisi masyarakat yang ada ternyata mencontoh model dakwah Rasulullah SAW.

 

Hal itu dijelaskan saat seminar pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) ke-III yang diadakan Ikatan Santri Alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Jum'at (21/01/2022).

 

Kiai muda kelahiran 04 April 1980 itu menuturkan, model dakwah ini tercatat dalam sejarah saat Rasulullah memerintahkan Sahabat Mu'adz bin Jabal untuk pergi berdakwah kepada Yaman yang penduduknya dikenal halus, lembut hati, dan tidak kasar.

 

"Maka, Rasulullah ketika mengutus Muadz ke Yaman itu tidak dengan berperang atau penaklukan, tapi dengan mengajak membaca syahadat, mengajak shalat, zakat dan seterusnya," ungkapnya.

 

Dari situlah, menurut Kiai Ma'ruf Khozin, awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Sehingga Islam tersebar di Nusantara dilakukan dengan pendekatan sosial budaya masyarakat setempat, karena perangai masyarakat Jawa yang halus dan tidak kasar.

 

"Walisongo sampai ke Jawa tidak memakai perang, tapi memakai dakwah dengan membaca syahadat secaara pelan-pelan. Sehingga pada zaman Walisongo ada kidung berjudul ‘Kalimo Sodo’ yang dalam bahas arab itu kalimat syahadat. Mereka kenalkan ajaran Rasulullah yang berbahasa arab dengan bahasa yang dipakai masyarakat," imbuhnya.

 

Namun demikian, Kiai Ma’ruf Khozin tidak memungkiri jika salah satu model dakwah Rasulullah juga ada yang menggunakan cara kekerasan, seperti yang tercatat dalam sejarah peperangan Rasulullah dan para sahabat. 

 

“Tapi apa yang dilakukan Rasulullah dan para itu tentunya melihat kondisi yang terjadi saat itu,” ungkap Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim ini.

 

Menurutnya, hal tersebut karena Rasulullah dan para sahabat berhadapan dengan imperium Persia dan Romawi yang menggunakan persenjataan lengkap.

 

Baca juga: Alumni Pesantren Miftahul Ulum Lumajang Diajak Perkuat Aswaja

 

“Begitu pula kaum musyrikin dan ahli kitab saat itu yang juga memakai senjata. Maka, Rasulullah dan Sahabat-sahabat mengimbanginya dengan senjata pula," pungkasnya.

Sufyan Arif
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait