• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Tapal Kuda

Dosen UI: Pendidikan Aswaja Perlu Ditanamkan Sejak Dini

Dosen UI: Pendidikan Aswaja Perlu Ditanamkan Sejak Dini
H Hanief Saha Ghafur, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia (UI). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
H Hanief Saha Ghafur, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia (UI). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

H Hanief Saha Ghafur, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) menjelaskan, bahwa pendidikan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) perlu ditanamkan sejak masa Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Karena ideologi Aswaja merupakan ideologi yang tidak bisa ditawar lagi.

 

Pernyataan tersebut disampaikan saat seminar bertajuk "Menguatkan Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di Bumi Nusantara". Kegiatan itu diadakan Ikatan Santri Alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul (Iksaba), Jatiroto, Lumajang saat Silaturahmi Nasional (Silatnas) ke-III yang digelar di aula pesantren setempat, Jum'at (22/01/2022).

 

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020 ini mengatakan, NU yang dalam hal ini menjadikan Aswaja sebagai prinsip, harus terus menjadi pelopor Aswaja, utamanya melalui santri pondok pesantren dan murid Madrasah.

 

"Oleh karena itu, perlu disusun kurikulum agar bagaimana Aswaja itu diajarkan dari kelas per kelas dan jenjang per jenjang. Jangan menunggu mengerti Aswaja saat aliyah atau kuliah. Nah, di pesantren ini bisa merumuskan Aswaja dengan baik agar bisa diajarkan di semua jenjang pendidikan," tegasnya. 

 

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan ini menyatakan, pendidikan Aswaja yang baik harus dimulai dari lingkungan keluarga. Namun, karena kebanyakan lingkup keluarga itu tidak tahu banyak terkait Aswaja, maka lembaga pendidikan milik NU perlu hadir menangani ini.

 

"Alhamdulillah, LP Ma'arif NU sebenarnya punya kurikulum Aswaja An-Nahdliyyah dari jenjang TK sampai Aliyah. Tapi yang belum ada buku Aswaja untuk mahasiswa. Bahkan, yang memprihatinkan mahasiswa kita hanya dikasih sekali satu semester materi Aswaja," imbuhnya.

 

Hingga saat ini, Hanief mengaku telah melakukan langkah-langkah strategis dalam menanamkan ideologi Aswaja di perguruan tinggi milik NU. Bahkan, secara tegas akan ada sanksi khusus bagi perguruan tinggi milik NU yang terbukti tidak mengajarkan Aswaja An-Nahdliyah.

 

"Perguruan tinggi NU sudah mewajibkan pengajaran Aswaja. Jika ada perguruan tinggi yang tidak mengajarkan Aswaja maka kita keluarkan dari keanggotaan di Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU). Anggotanya ada 248 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2015 hingga 2021 perguruan tinggi NU yang berdiri sebanyak 43," ujarnya.

 

Dirinya pun berharap, santri sebagai penerus ulama dapat menjaga mata rantai (sanad) keilmuan dengan memahami apa yang ada di balik pembelajaran kitab kuning tentang Aswaja ini. Karena tanpa ada mata rantai yang bersambung maka Aswaja yang menjadi dasar akan rapuh.

  

"Maka, NU harus terus menguatkan jejaring. Aswaja bisa hidup hingga saat ini karena jejaring dari guru ke guru, kiai ke kiai. Komitmen ini harus dijaga semua dan diperkuat," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru