Pasuruan, NU Online Jatim
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali turut berpengaruh terhadap sepinya peziarah yang berkunjung ke makam seorang waliyullah asal Pasuruan, KH Abdul Hamid (selanjutnya disebut Mbah Hamid). Namun, pasca melandainya Covid-19 di Jawa Timur, peziarah mulai kembali berdatangan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Hendrik selaku penjaga makam mengatakan, bahwa sejak Kota Pasuruan turun ke level 2 atau zona kuning, makam Mbah Hamid sudah dibuka 24 jam. Terlihat banyak peziarah yang mendatangi area makam.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Alhamdulillah, berkat Covid-19 yang melandai makam Mbah Hamid sudah bisa beroperasi seperti biasanya," ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (05/09/2021).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Tidak hanya peziarah daerah setempat, peziarah juga datang dari luar kota, semisal dari Tuban, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Malang.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Nurul Hidayahtullah salah satu warga asal Malang mengatakan, tujuan ziarah ke makam Mbah Hamid Pasuruan adalah untuk sowan kepada guru .
"Mbah Hamid adalah guru saya, kalau saya ke Pasuruan saya akan menyempatkan ke makam Mbah Hamid," ujarnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Alhamdulillah, makam Mbah Hamid mulai dibuka kembali untuk umum. Oleh karenanya, banyak PKL yang memanfaatkan momentum ini untuk mendulang rupiah agar pendapatannya bertambah,” ujar salah satu penjaga makam.
Menurutnya, selama PPKM banyak warung kopi yang tutup pada jam tertentu. Sebagian pula tutup lebih awal.
"Sebelum zona kuning jam 8 sudah tidak boleh berjualan, alhasil pendapatan menjadi tidak menentu,” tandasnya.
Penulis: Mokh Faisol
Editor: A Habiburrahman
ADVERTISEMENT BY ANYMIND