• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Tapal Kuda

Kajian Online KMNU Undip: Mengaji, Cara Efektif Menghidupkan Hati

Kajian Online KMNU Undip: Mengaji, Cara Efektif Menghidupkan Hati
Kajian Bersama Sabtu Pagi oleh KMNU Undip. (Foto: NOJ/Diana)
Kajian Bersama Sabtu Pagi oleh KMNU Undip. (Foto: NOJ/Diana)

Pasuruan, NU Online Jatim

Selain khataman, istighotsah, serta pembacaan  yasin dan tahlil, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Diponegoro (Undip) juga rutin menggelar kajian kitab Alaalaa. Kegiatan dilaksanakan setiap pekan, tepatnya Sabtu.

 

Acara yang menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ready Undip itu, bernama ‘Kajian Bersama Sabtu Pagi’ dengan pemateri Ustadz Ahmad Muhlisun.

 

Pada kajian yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Semarang serta virtual melalui platform zoom dan Youtube Channel KMNU Undip tersebut, Ustadz Ahmad Muhlisun mengatakan bahwa berprasangka jelek terhadap seseorang (su`udzan) merupakan perbuatan qabih atau buruk. Sehingga, penting untuk berusaha menghindari dan selalu berbaik sangka terhadap orang lain karena hal tersebut merupakan perbuatan baik.
            
“Apalagi ketika musim politik, yang baik dijelekkan, sedangkan yang jelek ditutup-tutupi. Ini sangat ngeri,” katanya memberikan contoh.

 

Demikian juga perilaku buruk yang kerap terjadi. Bila melihat tetangga memiliki kendaraan baru, maka yang muncul adalah pertanyaan dan kalimat jelek.

 

“Itu kendaraan mencuri di mana?” ungkapnya sembari disambut tawa jamaah.
            
Lebih jauh, Ustadz Ahmad memaparkan dalam syarah kitab bahwasanya orang yang terbiasa berburuk sangka biasanya memiliki amal keseharian yang kurang baik juga. Karena perbuatan dan pikiran seseorang bersumber dari hati. 

 

“Oleh karena itu, Nabi Muhammad mengajarkan untuk selalu berdoa meminta ketetapan hati pada agama Allah,” jelasnya.


Dikemukakan pula mengapa hati disebut dengan qulub, lantaran kerap berubah. Oleh sebab itu, menurutnya, galau adalah hal wajar karena hati gampang berubah. 

 

“Tapi yang bahaya kalau hati berubah karena urusan agama dengan pindah iman, tauhid, dan akidah,” tegasnya.
           

Sebagai solusi, Ustadz Ahmad menjelaskan bahwa salah satu cara menghidupkan hati adalah dengan mengaji. 

 

“Karena disebutkan pada salah satu kitab, apabila seseorang meninggalkan mengaji tiga hari saja, menandakan hatinya telah mati,” ungkapnya. 

 

Dijelaskan bahwa hati diibaratkan tubuh seseorang dan mengaji merupakan makanan. Sehingga apabila tubuh tidak diberi asupan makanan, maka akan sakit. 

 

“Sehingga dapat dipastikan pikiran dan perbuatan yang dilakukan nantinya merupakan perkara yang buruk,” pungkasnya.

 

Kegiatan dibuka dengan pembacaan yasin serta maulid simthud dhurar (habsy). Pengisi acara merupakan gabungan dari santri Pondok Pesantren Nurul Hikmah serta anggota KMNU Undip.
             

Penulis: Diana Putri Maulida

Editor: Syaifullah


Editor:

Tapal Kuda Terbaru