Tulungagung, NU Online Jatim
Dampak pandemi Covid-19 terutama di sektor ekonomi berpengaruh luar biasa, termasuk lesunya pasar hingga gulung tikarnya sebuah usaha. Hal ini memantik Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Timur untuk merancang strategi pemulihan ekonomi, khususnya pelaku usaha di Kabupaten Tulungagung.
“Salah satu strateginya ialah mencoba kreatifitas dalam memperbanyak akses pasar. Misal bekerjasama dengan perusahaan ekspedisi, baik di tingkat lokal maupun antar pulau,” ujar Abd Aziz, Ketua Divisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) HPN Jatim, dilansir jatimtimes.com, Sabtu (19/06/2021).
Kang Aziz, sapaan akrabnya juga menyebutkan, bahwa Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak industri rumahan. Di antaranya seperti di Kelurahan Botoran dan Desa Ngunut.
Kelurahan Botoran sendiri, lanjut Kang Aziz, dikenal sebagai kawasan konveksi yang banyak menyuplai barang di pusat grosir besar Kembang Jepun dan Pasar Turi Surabaya.
Sedang di Ngunut, masyarakatnya memiliki keahlian memproduksi parabot rumah tangga serta aksesoris baju biasa dan militer dengan harga yang kompetitif.
“Bahkan, Desa Ngunut dikenal sebagai kawasan China-nya Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Kang Aziz, mayoritas pelaku industri rumahan ataupun pengusaha di Kabupaten Tulungagung adalah Nahdliyin. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar perekonomiannya bangkit di masa pandemi ini.
“Menjelang satu abad NU, perekonomian Nahdliyin di Tulungagung harus bangkit,” pungkasnya.
