• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Amalan agar Diberikan Keselamatan selama Perjalanan

Amalan agar Diberikan Keselamatan selama Perjalanan
Ketika akan melakukan perjalanan disarankan membaca doa agar diberikan kelancaran. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Ketika akan melakukan perjalanan disarankan membaca doa agar diberikan kelancaran. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Bila memang harus melakukan perjalanan baik dengan membawa kendaraan sendiri maupun naik angkutan umum, ada amalan yang diajarkan sejumlah ulama dan kiai. Hal tersebut agar selama melakukan perjalanan diberikan kenyamanan, ketenangan, hingga keselamatan sampai tujuan dan pulang kembali.


Ada amalan menarik yang pernah dikutip oleh Imam Az-Zarkasyi untuk semua orang yang ingin selamat dalam perjalanan. Ia mengutip kisah yang pernah diamalkan oleh Al-Kiya al-Harasi, seorang yang lahir di tahun yang sama persis dengan Imam al-Ghazali, pada tahun 450 H dan wafatnya hanya selisih satu tahun. Jika Al-Ghazali wafat tahun 505 H, Al-Harasi wafat tahun 504 H.


Kehidupan kedua orang ini selalu bersama. Mereka adalah teman dekat. Mulai belajar, mengajar, pun jadi ulama, keduanya selalu berbarengan. Hanya, di antara keduanya masing-masing mempunyai keistimewaan yang tidak sama. Al-Harasi yang juga pengarang kitab Ahkamul Qur'an ini lebih jago dalam mengajar, sedang al-Ghazali sebagai pengarang Ihya' Ulumuddin lebih mahir dalam menulis.


Pemilik nama lengkap Abul Hasan Ali bin Muhammad at-Thabari ketika akan melakukan perjalanan, ia membaca semua huruf yang ada di permulaan surat Al-Qur'an (fawatihus suwar). Mulai alif lam mim, alif lam mim, alif lam mim shad, alif lam ra', dan seterusnya yang berjumlah 29 potong ayat. 


كَانَ اَلْكِيَا الْهَرَاسِيْ الإِمَامُ رَحِمَهُ اللهُ إِذَا رَكِبَ فِيْ رِحْلَةٍ يَقُوْلُ هَذِهِ الْحُرُوْفَ الَّتِىْ فِيْ أَوَائِلِ السُّوَرِ فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ مَا جُعِلَ ذَلِكَ فِيْ مَوْضِعٍ أَوْ كُتِبَ فِيْ شَيْئٍ إِلَّا حُفِظَ تَالِيْهَا وَمَالُهُ وَأَمِنَ فِيْ نَفْسِهِ مِنَ التَّلَفِ وَالْغَرَقِ

 


Artinya: Imam al-Kiya al-Harasi rahimahullah ketika sedang bepergian membaca huruf-huruf  yang berada di permulaan surat-surat ini (awailus suwar). Beliau ditanya tentang amalan itu, lalu dijawab: Tidak ada tempat yang dibacakan itu atau tempat maupun barang yang dituliskan tulisan tersebut kecuali pembacanya dan hartanya akan dijaga, harta dan jiwanya aman dari kerusakan serta risiko tenggelam. (Badruddin Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumil Qur'an, [Darut Turats, Kairo], vol 1, halaman: 434)


Jadi, menurut salah satu pakar fiqih madzhab Syafii ini, siapa saja yang mau membaca atau menulis di satu tempat, pembacanya akan selamat, harta jiwanya akan aman dari malapetaka dan tenggelam. Karenanya, tidak ada salahnya kalau amalan ini didawamkan saat melakukan perjalanan.


KH Abdul Qayyum Manshur, Lasem, ketika mengisi mauidhah hasanah di Haflah Khotmil Qur'an Pesantren At Taufiiqiyyah, Brabo, Grobogan, Jawa Tengah mengatakan bahwa amalan ini sudah diijazahkan kepada masyarakat. Yakni untuk siapa yang yang menginginkan sawahnya aman, selamat dari kecelakaan ketika bepergian, tidak tenggelam, atau sebagainya.


Editor:

Keislaman Terbaru