
Di antara bacaan dzikir yang disunahkan, termasuk setelah shalat Jumat, adalah ayat kursi. (Foto: NOJ/Istimewa)
Ahmad Karomi
Penulis
Dalam keseharian kita tentu sering berhadapan ragam problematika kehidupan, sehingga perlu adanya kiat untuk mengurainya. Di antara kiat itu adalah membiasakan berdzikir tiap hari, khususnya setelah selesai shalat wajib. Di antara bacaan dzikir yang disunahkan, termasuk setelah shalat Jumat, adalah ayat kursi.
Berikut bacaan ayat kursi:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi selalu mengatur (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia Maha Pemilik segala hal yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang bisa memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya? Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah kecuali telah dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. al-Baqarah: 255)
Keistimewaan membaca ayat kursi berdasarkan hadits riwayat Imam Nasai dalam Sunan al-Kubra dari Abu Umamah al-Bahiliy, Nabi SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الجَنَّةِ اِلاَّ اَنْ يَمُوْتَ
Artinya: Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai salat wajib, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.
Sayyid Muhammad Alawi al-Makki al-Maliki mengatakan dalam Syawariq al-Anwar mengutip hadits Sahih Bukhari Muslim dari jalur Abu Hurairah: Barang siapa yang membaca ayat kursi ketika akan tidur maka ia akan dijaga Allah dari gangguan Setan (seperti waswas dan gelisah, sulit tidur) sampai waktu subuh.
Beberapa pesantren ditengarai merutinkan bacaan ayat kursi sebagai dzikir harian, sebut saja Pesantren Al-Falah Ploso yang mentradisikan dzikir ayat kursi setelah shalat subuh dan magrib. Konon, tradisi baca ayat kursi ini sudah ada sejak Kiai Ahmad Djazuli Usman. Oleh karena itu dalam tradisi NU, ayat kursi disertakan dalam bacaan tahlil, istighotsah dan menjadi dzikir harian yang populer, sebab memiliki segudang keistimewaan di dalamnya.
Terpopuler
1
4 Rekomendasi MUI Jatim soal Penggunaan Sound Horeg
2
Fatwa MUI Jatim: Sound Horeg Haram Jika Timbulkan Gangguan dan Kemaksiatan
3
Workshop Nawaning Nusantara Dorong Gerakan Pesantren Anti Kekerasan Seksual
4
Fatayat NU Jatim Gelar Sosialisasi Tanggap Bencana, Perkuat Peran Perempuan dalam Kesiapsiagaan
5
Melalui DTD Garfa, Fatayat NU Jatim Cetak Kader Tanggap Darurat
6
MDS Rijalul Ansor Jatim 2024-2028 Dikukuhkan dan Rakerwil di Lirboyo
Terkini
Lihat Semua