Oleh: Alif Budi Luhur
Pada zaman jahiliah, berkembang anggapan bahwa bulan Safar adalah bulan sial atau dikenal dengan istilah tasyĆ¢-um. Bulan yang tidak memiliki kehendak apa-apa ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi mereka untuk melakukan hal-hal tertentu. Pikiran semacam ini juga masih menjalar di zaman sekarang. Sebagian orang menganggap bahwa hari-hari tertentu membawa hoki alias keberuntungan, sementara hari-hari lainnya mengandung sebaliknya. Ā
Padahal, seperti bulan-bulan lainnya, bulan Shafar netral dari kesialan atau ketentuan nasib buruk. Jika pun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu semata-mata karena faktor lain, bukan karena bulan Shafar itu sendiri. Ā
Dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda:
Ā ŁŁŲ§ Ų¹ŁŲÆŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ Ų·ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ł ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ¬ŁŲ°ŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŲ§ ŲŖŁŁŁŲ±ŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ³ŁŲÆŁ Ā
Artinya: Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.Ā (HR Bukhari dan Muslim) Ā
'Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah. Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung. Dalam masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang. Sementara bila melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya pulang.Ā Ā
Sedangkan hamah adalah semacam anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut. Tak beda jauh dengan Shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka. Ā
Pandangan Islam
Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah SWT. Begitu juga dengan bulan Shafar. Ia adalah bagian dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriah. Safar merupakan bulan kedua dalam kalender qamariyah, terletak sesudah Muharram dan sebelum bulan Rabiul Awwal. Ā
Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat at-Taubah ayat 36 yang membicarakan tentang bilangan bulan dalam satu tahun, menjelaskan bawah nama safar terkait dengan aktivitas masyarakat Arab terdahulu. Safar berarti kosong. Dinamakan demikian karena di bulan tersebut masyarakat kala itu berbondong-bondong keluar mengosongkan daerahnya, baik untuk berperang ataupun menjadi musafir. Ā
Rasulullah sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Shafar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar al-āAdni dalam MandhĆ»mah Syarh al-Atsar fĆ® MĆ¢ Warada 'an Syahri ShafarĀ memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Shafar, di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah. Artinya, Rasulullah membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Shafar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya. Ā
Manusia diperintahkan untuk senantiasa melakukan proses-proses dan tahapan-tahapan yang wajar. Islam adalah agama yang sangat menghargai fungsi akal sehat. Karena itu, tiap pekerjaan amat dianjurkan melalui satu perencanaan yang matang dan ikhtiar yang maksimal. Selebihnya adalah doa dan kepasrahan total kepada Allah.Ā Ā
Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayal yang tak masuk akal. Untuk terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular. Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang teliti dan hati-hati. Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius. Dan seterusnya.Ā Ā
Menolak adanya ābulan sialā dan ābulan beruntungā akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang wajar. Tidak malas ikhtiar karena merasa hari-harinya pasti diliputi keberuntungan. Juga tidak dicekam kecemasan karena dihantui hari-hari penuh sial. Sebagai hamba, manusia didorong untuk berencana, berjuang, dan berdoa; sementara ketentuan hasil dipasrahkan kepada Allah. Dengan demikian, saat menuai hasil, kita tetap bersyukur; dan tatkala mengalami kegagalan, kita tidak lantas putus asa. Ā
Doa Safar
Kemudaratan dan kesialan dapat menimpa kita kapan saja, tidak mesti pada bulan-bulan tertentu. Dari sinilah kita diharapkan untuk selalu menjaga diri, melakukan usaha-usaha pencegahan, termasuk dengan doa memohon perlindungan kepada Allah setiap hari. Doa yang bisa dibaca adalah:
Ā Ā ŲØŁŲ³ŁŁ Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲ¶ŁŲ±ŁŁ Ł ŁŲ¹Ł Ų§Ų³ŁŁ ŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ł Ā
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak akan ada sesuatu di bumi dan di langit yang sanggup mendatangkan mudarat. Dialah Maha-mendengar lagi Maha Mengetahui. Ā
Barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore, maka ia tidak akan menerima akibat buruk dari malapetaka. Keterangan tentang doa ini bisa ditemukan dalam hadits riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Ā
Keberuntungan sejati adalah ketika seorang hamba mengisi waktunya, kapan saja itu, untuk menjalankan ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, kerugian terjadi adalah saat seseorang menyia-nyiakan waktunya, termasuk ketika di bulan-bulan mulia sekalipun. Tidak ada bulan sial atau tidak, yang ada adalah apakah perbuatan kita membawa maslahat atau tidak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Inilah momentum baik untuk lebih menghargai waktu, dengan membangun optimisme dan gairah menghamba kepada Allah setulus-tulusnya. Ā
Syekh Ibnu Rajab al-Hanbali dalam LathĆ¢if al-MaāĆ¢rif fĆ®mĆ¢ li MawĆ¢sim al-āAm min al-WadhĆ¢if, berpesan melalui syair:
Ā ŁŁŁ Ł Ų°ŁŲ§ Ų§ŁŲŖŁŁŁ ŁŲ§ŲÆŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲÆŁ Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŲ±Ł ... Ų“ŁŁŁŲ±Ł ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ²Ł ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲøŁŁŁŁŲ±Ł Ā
Artinya: Betapa banyak orang yang memiliki tuntutan, maka ini telah datang bulan Safar kepada kita. Bulan yang disertai dengan kemenangan, taufik, dan keberhasilan. Ā
ŁŁŲ§ŲØŁŲÆŁŲ£Ł ŲØŁŁ ŁŲ§ Ų“ŁŲ¦ŁŲŖŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŲŖŁŲ³ŁŲ±ŁŁ ŲØŁŁŁ ... ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ¹ŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲŖŁŲøŁŲ±Ł Ā
Maka mulailah berbuat sesuatu yang akan membuatmu senang di hari kembali (hari kiamat), maka disana engkau akan melihat kebaikan.
Ā ŲŖŁŁŁŲØŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų°ŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł ... Ł ŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŲŗŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŲŁŲÆŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁ ŁŲ±Ł Ā
Bertaubatlah kepada Allah di bulan Safar dari dosa-dosa, sebelum batas akhir usia menghampiri pada kalian. Ā
Semoga kita semua menjadi peribadi-pribadi yang senantiasa dianugerahi kekuatan untuk menghormati waktu-waktu yang Allah anugerahkan kepada kita untuk perbuatan dan pikiran yang berfaedah, membawa maslahat, baik di dunia maupun di akhirat.
Terpopuler
1
Rebo Wekasan, Berikut Anjuran Menulis 7 Ayat Selamat dalam Kitab Kanzun Naja
2
Innalillahi, KH Thoifur Mawardi Ulama Kharismatik Asal Purworejo Wafat
3
Pesantren Mahika Sidoarjo Tunjukkan Semangat Nasionalisme Lewat Pawai Kebangsaan
4
Khutbah Jumat: Menyambut Maulid dengan Meneladani Akhlak Nabi
5
Pesantren Al Amien Kediri Terima Mobil Layanan Dakwah dari BPKH dan NU Care-LAZISNU
6
Muslimat NU Lumajang Rayakan HUT RI dengan Lomba Jenang Safar dan Istighatsah
Terkini
Lihat Semua