Berbagai Keistimewaan dan Peristiwa Penting di Bulan Sya'ban
Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB
M Rufait Balya B
Penulis
Bulan Sya'ban termasuk salah satu bulan mulia bagi umat islam, karena berada diantara dua bulan mulia yang lain yakni bulan Rajab dan Ramadhan, dan di bulan ini penuh dengan berkah dan kebaikan. Perbuatan taubat dan meningkatkan taat di bulan Sya'ban adalah suatu keberuntungan yang besar diibaratkan seperti berdagang yang mendapat laba dan keuntungan yang melimpah.
Dan Allah akan menjadikan bagi orang-orang yang bertaubat di bulan ini, dengan suatu ketenangan dan ketentraman. Barangsiapa yang membiasakan dirinya beribadah di bulan ini, maka ia akan mendapat keberuntungan kelak di bulan Ramadhan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Dijelaskan dalam kitab Madza fi Sya'ban karya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki bahwa bulan ini memiliki banyak makna dan arti. Ada yang mengatakan: arti Sya'ban berasal dari kata (شاع بان) yang artinya mencuat dan jelas, karena pada bulan ini mulai mencuatnya/tumbuhnya amal ibadah yang kita tanam di bulan Rajab dan akan kita panen di bulan Ramadhan.
Ada pula yang mengatakan Sya'ban berasal dari kata (الشِّعب) yang artinya jalan terjal di lereng gunung, yang merupakan suatu jalan kebaikan (jalan menuju Allah). Dan ada yang mengatakan bahwa Sya'ban berasal dari lafadz (الشَّعب) yang berarti menutup (lobang). Karena di bulan ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala merekatkan hati hambanya yang sedang retak. Dan hati yang galau, risau, dan gundah akan mendapatkan siraman ketenangan dan ketentraman dari Allah SWT.
Sayyid Muhammad melanjutkan keterangannya bahwa sudah menjadi suatu kaidah yang telah berlaku dan ditetapkan oleh ulama, bahwa suatu masa (waktu) itu menjadi mulia disebabkan oleh peristiwa yang terjadi didalamnya. Maka dari itu sejauh mana kemulian suatu peristiwa yang terjadi pada masa itu, akan berpengaruh terhadap kemuliaan masa (waktu) itu. Selama keterikatan manusia kepada suatu peristiwa itu kuat, dan dampak dari peristiwa itu sangat besar, maka keterkaitan dan pengaruh mereka terhadap masa itu juga kuat pula.
Baca Juga
Hukum Puasa di Akhir Bulan Sya’ban
Maka dari itu dari sebuah perayaan ataupun kegembiraan terhadap masa-masa (peristiwa) yang agung dan tempat-tempat mulia bukan suatu pengkultusan terhadap itu semua, akan tetapi lebih mengajak kita kepada mengagungkan dzat yang telah menciptakan masa dan tempat itu sendiri yakni Allah SWT.
Berbagai Peristiwa di Bulan Sya'ban
Di bulan Sya'ban ini banyak sekali acara-acara yang dilakukan guna mengingat suatu momentum yang agung, seperti halnya seminar-seminar, peringatan, ataupun pertemuan-pertemuan religi lainnya. Akan tetapi di bulan ini terjadi beberapa kejadian-kejadian yang sangat istimewa yakni,
1. Terjadinya perpindahan arah kiblat
Pada bulan Sya'ban terjadi perpindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Ka'bah (Mekkah). Sebenarnya Rasulullah SAW sendiri sudah menunggu-nunggu dan mendambakan hal tersebut. Setiap hari beliau selalu berdiri dan memandang ke atas (langit) mengharapkan datangnya wahyu dari Allah SWT. Sampai akhirnya Allah telah memberikan apa yang membuat beliau menjadi tenang dan bahagia. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ في السَّمآء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضها فَوَلِّ وَجْهَكَ شطر المسجد الحرام وحَيثُ ما كنتُمْ فَوَلُّوا وُجوهَكُم شَطْرَه
Artinya: "Sesungguhnya kami sering melihat wajahmu (Muhammad) mengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai (inginkan), palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya." (QS. Al-Baqarah : 144).
Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰى
Artinya: "Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida." (QS. Adh-Dhuha 5).
Sehingga apa yang dikomentarkan oleh Sayyidah Aisyah telah menjadi sebuah kenyataan, yaitu:
ما أرى ربَّكَ إلَّا يسارعُ لَكَ في هواكَ
Artinya: “Aku tidak melihat Tuhanmu kecuali Ia selalu segera mengabulkan apa yang engkau inginkan," (HR. al-Bukhari).
Kendati demikian, Rasulullah SAW selalu tetap berupaya melakukan sesuatu yang menjadikan Allah rela kepadanya. Syekh Abu Hatim al-Busty berpendapat, "Orang Islam shalat menghadap Baitul Maqdis 17 bulan 3 hari."
Demikian itu karena Rasulullah SAW tiba di Madinah pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal, lalu Allah memerintahkan beliau menghadap Ka'bah sebagai kiblat pada hari selasa pertengahan bulan Sya'ban.
2. Bulan pelaporan amal
Di antara keistimewaan bulan Sya'ban adalah bulan dilaporkannya amal perbuatan manusia. Pelaporan ini adalah pelaporan yang sifatnya lebih luas daripada pelaporan-pelaporan lainnya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid,
عن أسامة ابن زيد رضي الله عنهما قال : قلت : يا رسول الله ! لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ! قال (ذاك شَهرٌ يغفل الناس عنه بين رجب و رمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحبّ أن يرفع عملي وأنا صائم) (رواه النسائي)
Artinya: "Aku mengatakan, Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti engkau berpuasa di bulan Sya'ban, lalu beliau bersabda: "Bulan itu banyak dilupakan oleh manusia. Ia adalah suatu bulan diantara bulan Rajab dan Ramadhan. Ia adalah suatu bulan yang mana pada saat itu amal perbuatan manusia dilaporkan kepada Allah Tuhan Semesta Alam. Dan aku ingin ketika amal perbuatanku dilaporkan, aku dalam keadaan sedang dalam berpuasa." (HR. Imam Nasa'i).
Sayyid Muhammad juga berkomentar bahwa hadits di atas juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya. Dan sejatinya, pelaporan amal perbuatan manusia itu tidak hanya terjadi di bulan Sya’ban saja, melainkan berdasarkan beberapa hadits, ada beberapa kali pelaporan amal pada waktu yang berbeda-beda. Dan hal itu tidak menjadikan saling menafikan, karena setiap laporan mempunyai pengertian dan tinjauan hukum tersendiri yang berkaitan dengan masing-masing pelaporan.
3. Bulan shalawat kepada Nabi Muhamad SAW
Salah satu keistimewaan dari bulan ini adalah diturunkannya ayat shalawat atas Rasulullah SAW yaitu pada ayat yang berbunyi,
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS al-Ahzab : 56)
Imam Ibnu Saif al-Yamani menyebutkan bahwasannya bulan Sya'ban adalah bulan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW,dikarenakan ayat diatas turun pada bulan Sya'ban. Dan Imam Syihabbuddin al-Qustholany menyebutkan sebuah pernyataan dari sebagian ulama bahwasannya bulan Sya'ban merupakan bulan bershalawat kepada Nabi.
Imam al-Hafidz Ibnu Hajar juga meyebutkan sebuah pernyataan dari Abi Dzar al-Hurawi, bawasanya perintah shalawat kepada Nabi SAW, dengan ayat diatas diturunkannya pada tahun ke dua Hijriyah, dan ada yang menyebutkan bertepatan dengan malam Isra' wal Mi’raj Nabi SAW.
4. Bulan Al-Qur'an
Terdapat pada sebagian atsar Sahabat, penamaan bulan Sya’ban dengan bulan Al-Qur’an, karena anjuran untuk membaca Al-Qur'an akan semakin kuat pada waktu-waktu yang diberkahi dan di tempat-tempat yang mulia, seperti membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan dan Sya’ban, membaca Al-Qur’an di kota Makkah, Roudloh Al-Musyarrofah, dan tempat-tempat lain yang dimuliakan. Pernyataan demikian juga pernah diungkapkan oleh sebagian ulama salaf.
وقال سلمة بن كهيل : كان يقال : شهر شعبان شهر القراء .وكان حبيب بن أبي ثابت إذا دخل شعبان قال: هذا شهر القراء.
وكان عمرو بن قيس الملائي إذا دخل شعبان، أغلق حانوته وتفرغ لقراءة القرآن.
Artinya: Salamah bin Kuhail berkata: “Bulan Sya’ban disebut dengan Syahrul Qurra’ (Bulan para Ahli al-Qur’an)”. Hubaib bin Abi Tsabit ketika memasuki bulan Sya’ban berkata: “Bulan ini adalah bulan para Ahli Qur’an”, Amar bin Qais al-Mula’iy ketika memasuki bulan Sya’ban menutup tokonya dan menggunakan waktunya untuk membaca al-Qur’an.
Al-‘Allamah Syaikh Ahmad bin Hijazy juga berpendapat, bahwasannya, dahulu Salafus sholeh selalu mengisi bulan Sya’ban dengan membaca Al-Qur’an dan itu mendamaikan hati mereka. Tidak ada dari kalian menghafalkan Al-Qur’an seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, surat Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzatain, dan lain-lain, kecuali ia akan menyibukkan diri pada bulan ini dengan apa yang telah ta hafalkan.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang keutamaan di bulan Sya’ban dan peristiwa penting yang pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya, dan menjadikan semangat ibadah kita bertambah dalam mempersiapkan diri guna menyambut datangnya Ramadhan.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
Grand Final Duta Kampus Unisma 2025, Representasi Menuju WCU
Terkini
Lihat Semua