• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Etika Bertamu Saat Lebaran

Etika Bertamu Saat Lebaran
Ilustrasi bertamu saat lebaran dan menikmati hidangan pemilik rumah (Foto:NOJ/Istimewa)
Ilustrasi bertamu saat lebaran dan menikmati hidangan pemilik rumah (Foto:NOJ/Istimewa)

Silaturahim merupakan momen yang baik dalam menjalin persaudaraan dan kerukunan dengan orang lain. Terlebih saat lebaran menjadi ajang berkumpulnya kerabat, tetangga, teman, guru, ataupun orang lain. Di antara hal yang perlu diperhatikan adalah adab bersilaturrahim.
 

Dalam salah satu hadits Riwayat Al-Dailami dijelaskan:
 

إِذَا دَخَلَ الضَّيْفُ عَلَى الْقَوْمِ دَخَلَ بِرِزْقِهِ وَإِذَاخَرَجَ خَرَجَ بِمَغْفِرَةِ ذُنُوْبِهِمْ 
 

Artinya: Ketika tamu masuk rumah seseorang , maka tamu itu datang dengan membawa rezeki. Ketika tamu itu keluar, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa (HR Ad-Dailami).
 

Maksud hadits tersebut adalah tamu datang berkunjung akan membawa keberkahan bagi pemilik rumah, dan ketika tamu pulang, maka dosa pemilik rumah akan diampuni sebab telah memuliakan tamunya.
 

Hadits ini sangat relevan dengan situasi lebaran. Agar dalam bertamu tercapai hasil yang baik, maka hendaknya seseorang selalu menjaga etika saat bertamu. Berikut etika yang sebaiknya diperhatikan saat bertamu menurut Shaikh Muhammad bin Ahmad bin Salim As-Safarini dalam Kitab Ghida’ Albab juz 2, 117:
 

 وَأَمَّا آدَابُ الضَّيْفِ فَهُوَ أَنْ يُبَادِرَ إلَى مُوَافَقَةِ الْمُضِيفِ فِي أُمُورٍ : مِنْهَا أَكْلُ الطَّعَامِ ، وَلَا يَعْتَذِرُ بِشِبَعٍ ، وَأَنْ لَا يَسْأَلَ صَاحِبَ الْمَنْزِلِ عَنْ شَيْءٍ مِنْ دَارِهِ سِوَى الْقِبْلَةِ وَمَوْضِعِ قَضَاءِ الْحَاجَةِ . وَلَا يَتَطَلَّعُ إلَى نَاحِيَةِ الْحَرِيمِ ، وَلَا يُخَالِفُ إذَا أَجْلَسَهُ فِي مَكَان وَأَكْرَمَهُ بِهِ . وَلَا يَمْتَنِعُ مِنْ غَسْلِ يَدَيْهِ ، وَإِذَا رَأَى صَاحِبَ الْمَنْزِلِ قَدْ تَحَرَّكَ بِحَرَكَةٍ فَلَا يَمْنَعُهُ مِنْهَا
 

Artinya: Adapun etika bertamu adalah sesegera mungkin beradaptasi dengan tuan rumah dalam beberapa hal: 
 

1. Menyantap makanan (yang dihidangkan), jangan beralasan sudah kenyang 
 

2. Tidak bertanya pada tuan rumah tentang sesuatu di rumahnya kecuali arah kiblat dan toilet,
 

3. Tidak mengintip/ mencuri pandang ke tempat wanita,
 

4. Tidak menolak ketika dipersilakan duduk di tempat yang disediakan dan tidak menolak ketika diberi penghormatan, 
 

5. Membasuh kedua tangan saat akan makan 
 

6. Ketika melihat tuan rumah bergerak melakukan sesuatu (untuk memuliakan tamu), jangan mencegahnya
 

Namun ada satu etika yang patut dipehatikan sebelum melakukan enam poin di atas, yaitu mengetuk pintu seraya mengucapkan salam ketika hendak bertamu.
 

Etika yang disebutkan ini sepatutnya dijadikan prinsip saat bertamu, khususnya dalam suasana lebaran. Sebab terkadang ada oknum tamu yang seenaknya sendiri lancang masuk rumah, mengambil makanan, minuman, bahkan masuk ruang privasi pemilik rumah tanpa seizinnya dengan dalih lebaran. Walhasil, pemilik rumah merasa berat hati atas kelakuan tamu tersebut.


Editor:

Keislaman Terbaru