• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Bulan Rajab: Ikhtiar Melahirkan Keluarga Berkarakter Mulia

Khutbah Jumat Bulan Rajab: Ikhtiar Melahirkan Keluarga Berkarakter Mulia
Bulan Rajab sebagai sarana melahirkan kelurga berkarakter mulia. (Foto: NOJ/NU Network)
Bulan Rajab sebagai sarana melahirkan kelurga berkarakter mulia. (Foto: NOJ/NU Network)

Salah satu yang harus menjadi perenungan bagi umat Islam karena berada di bulan Rajab adalah sebagai sarana membentuk keluarga ideal. Karena kalau diteliti dengan seksama, Rajab memberikan kesempatan demikian lebar untuk bisa menuju keluarga yang diharapkan.

Karenanya, jadikanlah momentum Rajab kali ini dengan melakukan kajian akan makna tersebut sembari melakukan evaluasi atas bangunan yang telah diperkuat dalam keluarga. Karena untuk dapat melakukan perbaikan di negeri ini, maka yang pertama adalah dengan memperbaiki keluarga.

Besar harapan, lewat perenungan yang demikian mendalam atas makna keberadaan diri di bulan Rajab, maka akan lahir insan terbaik, demikian juga keluarga idaman. Ujungnya adalah akan memperbaiki lingkungan sekitar, bahkan tatanan yang lebih luas hingga bangsa dan negara.

Untuk memperbanyak materi khutbah ini, silakan pilih tanda 'print' berwarna merah. Naskah dapat dibagikan kepada khatib maupun jamaah Jumat di sekitar Anda, dengan harapan akan menjadi rariyah. (Redaksi)


Khutbah Pertama


   اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ 

 

Jamaah Rahimakumullah
Merupakan sebuah kurnia yang demikian agung lantaran kita dipertemukan di masjid ini. Sebuah kesempatan yang langka di zaman seperti ini kita hadir dalam satu majelis. Betapa bahwa shalat Jumat memberikan pesan mendalam kepada kita untuk menyempatkan diri bersilaturahim, di tengah kesibukan dan kegiatan yang kadang tidak bisa dihindari. 
 

Karenanya marilah kesempatan berada di tempat istimewa kita manfaatkan dengan maksimal, di antaranya dengan meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Percayalah, dengan takwallah akan membawa perubahan berarti dalam sisa perjalan hidup kita di dunia ini.
 

Hadirin yang Berbahagia
Seperti diketahui, hari ini kita masih berada di bulan yang mulia, yaitu Rajab. Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan untuk bertobat di bulan yang mulia ini dengan mengatakan: Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.
 

Lebih jelasnya, Rajab adalah bulan yang baik untuk berhijrah, hijrah dari kejelekan menuju kebaikan, hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kesantunan, hijrah dari ekstremisme ke moderatisme, dan hijrah dari akhlak tercela ke akhlak terpuji.   
 

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah
Perlu diutarakan, Islam adalah agama yang mengajarkan al-akhlaq al-karimah. Kanjeng Nabi Muhammad diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak mulia Sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dalam Sunan Baihaqi juz 10 halaman 323: 
 

 إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ 
 

Artinya: Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. (HR Imam al-Baihaqi).   

 

Artikel diambil dariKhutbah Jumat: ‘Memutihkan’ Kepribadian di Bulan Rajab

 

Bagaimana pengertian akhlak? Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 53: Akhlak adalah perangai kejiwaan yang menjadi sumber segala perbuatan secara spontan. Perangai kejiwaan yang menimbulkan perbuatan terpuji secara logis dan syari, dinamakan dengan akhlak mulia. Sebaliknya, jika perbuatan yang muncul adalah perbuatan tercela, dinamakan dengan akhlak tercela.
 

Akhlak selalu berkaitan dengan perilaku yang melekat sebagai kebiasaan pada diri seseorang. Jika seseorang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya, maka itu bukan perangai dan sikapnya. Sebagai contoh, orang yang terbiasa bersikap kaku dan tidak ramah memberikan senyuman/sapaan—ini jelas bukan karena dia santun, melainkan karena kepentingan dan modus yang menuntut dia bersikap ramah.
 

Walaupun demikian, akhlak dapat diubah dan diperbaiki, karena jiwa manusia diciptakan sempurna atau dalam proses menjadi sempurna. Hijrah dilakukan dengan pendidikan dan pembinaan pada sikap dan perilaku positif. Pembiasaan dilakukan dengan metode berbalik. Seperti sifat kaku diubah dengan sikap ramah, ujaran kebencian diubah dengan ujaran kebaikan, sikap keras diubah dengan sikap luwes dan moderat, dan sikap intoleran diubah dengan sikap saling menghormati dan menghargai. Proses pembiasaan ini tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan tapi membutuhkan waktu, perjuangan, dan kesabaran yang tinggi. 
 

Jamaah Jumat Rahimakumullah 
Bagaimana perwujudan dari al-akhlaq al-karimah? Kembali kepada Nabi, karena beliaulah suriteladan dalam berakhlak mulia. Banyak sekali ajaran tentang akhlak mulia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitabnya Sunan Abi Dawud juz 4 halaman 301: 
 

 لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا   
 

Artinya: Tidak halal seorang muslim menyakiti orang muslim lainnya.   
 

Selain itu Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitabnya Shahih al-Bukhari juz 1 halaman 12: 
 

   لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ   
 

Artinya: Tidak beriman dari kalian hingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai diri sendiri.   
 

Selanjutnya, Imam Hasan Radliyallahu ‘Anh sebagaimana dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mau’idhatul Mu’minin juz 1 halaman 176, menghimpun akhlak yang baik dengan pernyataannya: 
 

   حُسْنُ الْخُلُقِ بَسْطُ الْوَجْهِ وَبَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى   
 

Artinya: Akhlak yang terpuji adalah dengan senyuman wajah, membantu kebaikan, dan tidak menyakiti orang lain.   
 

Syekh Muhammad Jamaludin menjelaskan pula bahwa saling mengasihi, rukun, dan saling menyayangi merupakan bentuk dari akhlak yang terpuji. Sebaliknya, perpecahan, kebencian, dan permusuhan merupakan akibat dari akhlak yang tercela.   
 

Hadirin Rahimakumullah 
Bagaimana ikhtiar kita agar keluarga kita, anak-anak kita, dan saudara-saudara kita selalu berakhlak mulia dan terhindar dari akhlak yang tercela? Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6: 
 

   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ   
 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu-batuan.   
 

Salah satu ikhtiar kita agar keluarga kita terhindar dari akhlak tercela adalah sebagaimana disampaikan Kiai Abdul Karim Pengasuh Pesantren Azzayyadi Surakarta: 
 

1. Dekatkan keluarga dengan orang shalih
 

Dikemukakan agar anak-anak menjadi orang yang shalih, dekatkan anak dan keluarga dengan ulama dan kiai yang shalih, ikhlas, alim, moderat, dan tidak suka mencaci maki. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Yasin: 
 

   اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْئَلُكُمْ أَجْراً وَهُمْ مُهْتَدُونَ   
 

Artinya: Ikutilah orang yang tidak memintamu upah dan mereka termasuk orang yang mendapatkan hidayah (ulama) (QS Yasin: 21).   
 

2. Gemar ke masjid
 

Mengapa mendekatkan anak dan keluarga dengan masjid? Karena masjid adalah sebaik-baiknya tempat, dan yang biasa berada di masjid adalah sebaik-baiknya manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah: 
 

   إِنَّما يَعْمُرُ مَساجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ فَعَسى أُولئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
 

Artinya: Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS at-Taubah: 18).   
 

3. Dekat dengan forum Aswaja
​​​​​​​

Mendekatkan anak dan keluarga dengan pesantren dan majelis ilmu yang memiliki paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Karena orang yang menempuh jalan ilmu, akan mendapatkan kemudahan dari Allah menuju jalan surga. Sebagaimana hadits Nabi: 
 

   مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا فِيهِ يَلْتَمِسُ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ»   
 

Artinya: Barang siapa menempuh jalan ilmu, Allah akan memudahkannya jalan menuju surga.
 

Jamaah Shalat yang Berbahagia
Mengapa kita perlu berakhlak yang baik? Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitab Ushulud Da’wah juz 1 halaman 82 menyatakan bahwa akhlak mulia merupakan suatu keharusan bagi orang muslim dan menjadi syarat untuk selamat dari neraka dan meraih surga. Sedangkan bagi orang yang tercela akhlaknya, shalat dan puasanya tiada guna. Karena orang yang tidak memiliki akhlak yang mulia tidak memiliki kebaikan, tidak berharga, dan menjadi calon penghuni neraka. Sebagaimana hadits yang dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mauidhatul Mu’minin juz 1 halaman 176: 
 

   يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ فُلَانَةَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ وَهِيَ سَيِّئَةُ الْخُلُقِ تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا. قَالَ: لَا خَيْرَ فِيهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ   
 

Artinya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya seorang perempuan puasa di siang harinya, tekun ibadah di malam harinya namun ia buruk akhlaknya, menyakiti tetangganya dengan ucapannya. Nabi bersabda: Tiada kebaikan baginya, ia termasuk ahli neraka.   
 

Hadirin yang Dirahmati Allah
Mumpung ini bulan Rajab, bulan penuh kemuliaan, mari kita berhijrah, hijrah dari ujaran kebencian menuju ujaran kebaikan, hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan, hijrah dari permusuhan ke persatuan, dan hijrah dari akhlak jelek menuju akhlak yang baik. Sehingga dengan hijrah tersebut kita semakin baik, semakin berguna, semakin bahagia, dan mendapatkan ridha dari Allah, amîn yâ rabbal ‘âlamîn.
 

   جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا   باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ   
 

Khutbah Kedua


 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Khutbah Terbaru