Oleh: Dr. Heru siswanto, M.Pd.I*
Memilih pemimpin atau menjadi pemimpin harus siap diminta pertanggungjawabannya kelak. Meskipun sebagai pemimpin rumah tangga.
Khutbah I:
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
اما بعد: فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى القران الكريم، اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَ قَالَ أَيْضًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita shidqul iman, nurul ilmi, amal baik dan akhlak mulia, sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan ibadah shalat Jumat pada siang hari ini.
Untuk itu di hari Jumat yang penuh berkah ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kehadirat Allah dengan selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan sunnah-sunnah nabi-Nya.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad juga kepada para keluarganya, termasuk kepada para sahabatnya, dan semoga juga terlimpahkan kepada kita semua sebagai umatnya. Amîn.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Beberapa waktu yang lalu kita melaksanakan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Pelajaran yang bisa kita ambil dari pesta demokrasi tersebut adalah kita sebagai warga Indonesia memiliki kewajiban menerapkan politik yang santun, penuh dengan kejujuran dan tetap bisa adil dalam menentukan pilihan. Hal ini penting kita lakukan agar pemimpin yang terpilih nantinya menjadi pilihan yang terbaik, bisa menjunjung tinggi tanggungjawabnya dan amanah dalam menjalankan tugas sesuai dengan janji kampanyenya.
Seperti yang diketahui bersama, bahwa dalam ajaran agama Islam, seorang pemimpin memiliki peran yang sangat penting. Sebab, kehadiran pemimpin di tengah masyarakat menjadi tolok ukur atas keadilan, kesejahteraan, maupun tegak atau tidaknya agama Allah di muka bumi ini.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Kehadiran seorang pemimpin yang memiliki ketakwaan kepada Allah, akan memiliki sikap adil, jujur, amanah, dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas utamanya. Sebaliknya, jika kehadiran seorang pemimpin tidak memiliki ketakwaan kepada Allah, biasanya akan mengatur wilayah kekuasaannya dengan sesuka hati tidak didasari dengan prinsip keadilan, kejujuran, amanah, maupun tanggungjawab nantinya. Dan, pada akhirnya akan membawa kerusakan sebagaimana banyak contoh dalam kajian sejarah peradaban Islam masa lalu.
Oleh sebab itu penting bagi kita sebagai warga Nahdliyin khususnya, untuk mengetahui sikap maupun karakteristik pemimpin yang baik dalam studi keislaman. Lalu apa nilai manfaatnya dalam hal ini? Nilai manfaat yang bisa kita ambil adalah pada dasarnya setiap muslim adalah menjadi pemimpin. Baik pemimpin untuk diri kita sendiri, maupun pemimpin di tengah masyarakat (memiliki jabatan tertentu) dengan bekal kompetensi yang kita punya atau paling tidak menjadi pemimpin bagi keluarga kita sendiri. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته, وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ, وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ, ألا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: Rasulullah bersabda, “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Istri adalah pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka. Setiap budak juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian akan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari)
Jamaah Jumat yang Berbahagia
Ciri-ciri pemimpin yang baik menurut ajaran Islam antara lain:
Pertama, selalu memiliki rasa takut kepada Allah. Perasaan takut kepada Allah atau sifat khauf, menjadi bekal yang paling penting bagi seorang pemimpin di muka bumi. Pembawaan dari pemimpin yang takut kepada Allah tentu tidak akan berbuat zalim atau sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Sebab ia sudah menemukan relasi kesadaran pada dirinya, bahwa kezaliman adalah sesuatu yang dilarang dan merupakan salah satu di antara dosa besar yang menyebabkan jauh dari Rahmat-Nya. Dengan memiliki rasa takut inilah seorang pemimpin akan terbimbing untuk berlaku adil, jujur, amanah, dan penuh tanggungjawab dalam setiap keputusan yang dibuatnya.
Singkatnya dengan sifat khauf inilah para pemimpin Islam di masa lalu membawa kesuksesan kaum muslimin kepada kemenangan, kejayaan, unggul religius dan berdaya saing. Sebagaimana yang dicontohkan Umar bin Khattab, atau yang sering dipanggil dengan sebutan Amirul Mu’minin dalam sejarah peradaban Islam.
Kedua, selalu berusaha menjaga amanah. Kepemimpinan adalah suatu amanah besar yang Allah titipkan kepada para hamba pilihan-Nya sampai langit, bumi dan gunung-gunung enggan menerima. Sebagaimana penjelasan Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu amanat itu dipikul oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Pelajaran yang bisa kita ambil pada siang hari ini adalah menjaga amanah merupakan tanggung jawab besar bagi seorang pemimpin. Sebab amanah dalam kepemimpinan berarti mengatur segala urusan serta hak-hak kaum muslimin secara keseluruhan dengan penuh tanggung jawab.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang amanah adalah mereka yang menjaga hak-hak kaum muslimin agar senantiasa terpenuhi dengan baik. Sebaliknya, pemimpin yang tidak bisa menjaga amanah akan menelantarkan urusan kaum muslimin, atau bahkan menzalimi mereka yang menyebabkan kehancuran tatanan di muka bumi. Untuk itu patut kiranya kita meneladani sifat amanah dalam kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang oleh pakar sejarah dijuluki sebagai khalifah yang arif, bijaksana dan senantiasa menjaga amanah sepanjang hidupnya.
Terakhir, dalam skala kecil, marilah kita meminta kepada Allah agar menjadi pemimpin untuk keluarga kita, dan dalam skala besar menjadi pemimpin yang amanah, adil dan bijaksana, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang unggul, religius, sejahtera dan menjaga kebersamaan.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II:
الحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ قال الله تعالى إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين
*Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.