• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Singkat: Maulid sebagai Sarana Meneladani Rasulullah

Khutbah Jumat Singkat: Maulid sebagai Sarana Meneladani Rasulullah
Bulan Rabiul Awal atau Maulid menjadi sarana meneladani akhlak Rasulullah SAW. (Foto: NOJ/MHq)
Bulan Rabiul Awal atau Maulid menjadi sarana meneladani akhlak Rasulullah SAW. (Foto: NOJ/MHq)

Di kesempatan khutbah Jumat ini diingatkan bahwa diberikan kesempatan untuk memasuki bulan Rabiul Awal atau Maulid adalah sebuah kurnia yang layak disyukuri. Dengan demikian ada kesempatan lebih banyak bagi umat Islam untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW. Manusia sempurna dengan perangai agung.

Dengan demikian, kesempatan yang ada hendaknya tidak dibuang sia-sia karena ada banyak forum dan kegiatan yang dapat mengantarkan umat Islam terus membahas sekaligus meneladani keagungan akhlak baginda Nabi Muhammad SAW.

Naskah khutbah Jumat ini dapat dibagi kepada jamaah Jumat sebagai bahan bacaan yang tentu saja manfaatnya dapat terus mengalir sebagai amal jariyah. (Redaksi)

    

Khutbah I


 اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا


أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا


. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا


. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
 

قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Jamaah yang Dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan ini, khatib berwasiat khususnya kepada diri sendiri dan umumnya kepada jamaah untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Iman dalam pengertian: 


التَّصْدِيْقُ الجَازِمُ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Artinya: Pembenaran hati secara mantap terhadap seluruh ajaran yang dibawa oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam


Demikian pula takwa dengan makna: 


امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا


Artinya: Melaksanakan segala perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Lahir maupun batin. 


Dengan demikian kalangan bertakwa adalah tetap konsisten kala dilihat maupun tidak dilihat orang. Dipuji maupun tidak dipuji pihak manapun. Kita tetap melaksanakan apa yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 


Wasiat ini bukanlah sekadar wasiat rutin yang disampaikan para khatib di mimbar Jumat. Namun menurut Imam al-Haddad dalam kitab An-Nashaih ad-Diniyyah, wasiat takwa adalah: 


وَصِيَّةُ اللهُ رَبُّ الْعَالمَين لِلأَوَّلِيْنَ وَالأخِرِيْن وَالسَّابِقِيْنَ وَاللَّاحِقِيْنَ


Artinya: Wasiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan semesta alam bagi orang-orang dahulu, sekarang maupun yang akan datang. 


Semoga Allah Ta’al a menerima ketakwaan kita baik yang wajib maupun yang sunah. Amin ya rabbal alamin.


Jamaah Jumat yang Berbahagia
Dalam buku berjudul Cahaya karya Al-Imam al-Habib Abu Bakar bin Hasan al-Athas Azzabidi, disebutkan pernah terjadi dialog antara Allah Ta’ala dengan Nabiyullah Dawud Alaihissalam. Nabi Dawud bertanya kepada Allah Ta’ala: Ya Allah, nikmat apakah yang kecil di sisi-Mu?. Allah menjawab: Napas yang kamu hirup sehari-hari adalah nikmat yang kecil di sisi-Ku


Bayangkan, napas yang kita hirup sehari-hari, yang menjadi oksigen bagi kita, bagi Allah ta’ala adalah nikmat terkecil. Lalu nikmat apakah yang paling terbesar di sisi-Mu? Tanya Nabi Daud lagi. Diciptakannya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, jawab Allah ta’ala.


Tidak heran, jika dalam hadist Qudsi dikatakan: 


لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك


Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan Aku ciptakan alam semesta ini.

 

Kelahiran Nabi Muhammad Shalllallahu Alaihi Wasallam memang anugerah dan kado terindah bagi umat manusia dari Allah yang wajib kita syukuri. Karenanya Allah Ta’ala berfirman: 


قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا


Artinya: Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan karunia bagi orang-orang beriman tatkala Dia mengutus bagi mereka seorang Rasul. (QS Ali Imran: 164)


Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti kita tahun, tak terasa kita sudah memasuki bulan Rabi’ul Awal, bulan kelahiran baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Seorang rasul yang diutus untuk membawa rahmat dan kasih sayang bagi manusia dan semesta alam atau rahmatan lil ‘alamîn.


Jamaah yang Mulia
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyeru kepada seluruh umat manusia ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yakni jalan kebenaran atau jalan tauhid hingga jalan yang lurus. (as-siratal mustaqim). Yaitu jalan orang-orang yang telah diberikan nikmat oleh Allah Taala, dari para nabi dan rasul, dan orang-orang terdahulu yang shalih. Yaitu, jalan Islam karena semua nabi dan rasul terdahulu, aqidahnya sama. 


لَا نُفَرِّقُ بَيْنَهُمْ أَيْ فِي اْلعَقِيْدَة

Maknanya adalah bahwa sejak Nabiyullah Adam ‘Alaihis Salam, hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka menyerukan kalimat tauhid untuk mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. La ilaha illallah, yakni meski syariatnya berbeda, pada akhirnya semua syariat para nabi dan rasul terdahulu disempurnakan oleh syariat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Yang berat diringankan, yang susah menjadi mudah, dan itulah ciri khas syariat Nabi Muhammad.


Nabi Muhammad membawa agama Islam, yaitu agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan hal tersebut ditegaskan di ayat berikut:  


إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ


Artinya: Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah  adalah al-Islam. (QS Ali Imran: 19)


Syekh Nawawi Banten, dalam tafsirnya, Marah Labid fi Tafsiril Qur’anil Majid (juz 1, halaman: 91) mengatakan bahwa pengertian ayat tersebut adalah bahwa tidak ada agama yang diridhai oleh Allah  kecuali Islam, yaitu agama tauhid dan syariat yang mulia yang pernah ditempuh oleh para rasul terdahulu. Turunnya ayat ini karena ada klaim agama-agama lain, yaitu Yahudi dan Nasrani, yang merasa lebih baik, lebih benar, dan lebih utama dibandingkan Islam.


Hadirin yang Berbahagia
Semoga kita diberikan kekuatan untuk istikamah dalam mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Meneladani jejak kehidupannya yang penuh cahaya ilmu dan hikmah, banyak bershalawat kepadanya. Dalam diri Rasulullah sungguh terdapat suri teladan yang baik dan patut dicontoh. Kecuali kekhususan-kekhususan yang melekat pada dirinya, semua ucapan dan tindakannya adalah untuk diikuti. Sebagaimana dikatakan Syekh Abdul Hamid Hakim dalam kitab ushul fiqih Mabadi Awwaliyah


الأَصْلُ فِي أَفْعَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الاِقْتِدَاءُ إِلَّا مَا دَلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى اخْتِصَاصِهِ


Artinya: Hukum asal segala perbuatan Nabi adalah untuk diikuti kecuali ada dalil yang mengkhususkannya.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
 


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
 


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ


عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
 


Khutbah Terbaru