• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

Jaga Ekosistem Laut, Santri Nasyrul Ulum Sumenep Tanam Mangrove

Jaga Ekosistem Laut, Santri Nasyrul Ulum Sumenep Tanam Mangrove
Santri anggota Gudep Pramuka Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep menanam mangrove, Ahad (06/08/2023). (Foto: NOJ/ Firdausi)
Santri anggota Gudep Pramuka Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep menanam mangrove, Ahad (06/08/2023). (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Sebagai upaya mencegah abrasi dan ekosistem biota laut dan hutan mangrove, santri yang tergabung dalam Gugus Depan (Gudep) Pramuka Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto ikut serta menanam 500 bibit mangrove di Pantai Matahari Desa Lobuk, Bluto, Sumenep, Ahad (06/08/2023).

 

Diketahui, keterlibatan santri tersebut untuk memeriahkan festival mangrove dalam rangka Hari Mangrove se-Dunia 2023. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep itu mengusung tema 'Mangroves Blue Carbon’.

 

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Kiai Zamzami Sabiq Hamid menggambarkan, sebenarnya sudah ada pohon mangrove di Pantai Matahari, namun tidak terlalu banyak. Dengan adanya kegiatan ini, ia berharap menambah tanaman mangrove sebagai bagian menjaga ekosistem laut.

 

“Penanaman mangrove di spot pancing Pantai Matahari merupakan salah satu upaya melindungi pinggir pantai dari ancaman bencana alam, baik abrasi maupun hantaman gelombang air laut," terangnya.

 

Ia menyebutkan, ekosistem blue carbon di daerah pesisir sangat penting, karena memiliki manfaat jangka panjang untuk penyerapan dan penyimpanan karbon yang baik dan terjaga. Selain itu juga membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

 

Berdasarkan pantauan NU Online Jatim, panitia terlebih dahulu melakukan sosialiasi melalui Pemerintah Desa (Pemdes) Lobuk yang selanjutnya dilanjutkan kepada masyarakat.

 

"Kami berharap jangan sampai terjadi penebangan pohon mangrove untuk dijadikan lahan parkir perahu, pondasi bangunan, kayunya dijual dan sebagainya. Jangan sampai terjadi di sini," tegas Kiai Zamzami.

 

Dikatakan, mangrove menjadi tempat hidup dan sumber makanan beberapa jenis satwa, sekaligus menstabilkan daerah pesisir. Lebatnya hutan bakau di daerah pesisir akan memperluas batas pantai yang jika dikembangkan bisa menjadi kawasan obyek wisata.

 

"Mangrove menjadi pemecah gelombang ombak laut tinggi yang mengarag ke daratan, mencegah abrasi laut dan menjaga ekosistem laut," tandasnya.

 

Diketahui, kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Sumenep beserta Forkopimda dan Kepala OPD, SKK Migas, Medco Energi, serta Dinas Kehutanan Provinsi Jatim. Selain itu, tampak hadir perwakilan Forkopimka Bluto, Pemdes Lobuk, utusan sekolah Adiwiyata, Pramuka, mahasiswa, DWP DLH, dan masyarakat setempat.


Madura Terbaru