• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Kiai Zuhri Probolinggo Minta Alumni di Sumenep Perkuat Perekonomian

Kiai Zuhri Probolinggo Minta Alumni di Sumenep Perkuat Perekonomian
KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. (Foto: NOJ/ Habib).
KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. (Foto: NOJ/ Habib).

Sumenep, NU Online Jatim

Seorang santri hendaknya memiliki kontribusi yang nyata kepada masyarakat. Kontribusi tersebut tentu tidak hanya dalam dakwah, pendidikan, atau politik. Tapi juga kontribusi dalam hal ekonomi. Karena ekonomi itu sangat penting, utamanya dalam menunjang kontribusi-kontribusi lainnya.

 

Penegasan ini disampaikan oleh KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Hal ini disampaikan kepada alumni saat menghadiri acara ‘Silaturahim dan Pelantikan Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Kabupaten Sumenep. Kegiatan ini dipusatkan di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Aengbaja Raja, Bluto Sumenep, Sabtu (22/05/2021).

 

Dirinya menyebutkan, bahwa gerakan ekonomi ini merupakan gerakan yang netral. Tidak hanya dapat dilakukan dengan kalangan santri, tapi juga dengan unsur-unsur masyarakat yang lain.

 

Dalam sejarah juga dijelaskan, bahwa para pendahulu yang menyebarkan dakwah islam ke Indonesia mayoritas disebut sebagai saudagar. “Hal ini menunjukkan bahwa mereka sejak awal sudah melakukan penguatan dalam perekonomian,” dawuhnya.

 

Selain itu, ia juga berpesan agar santri menerapkan lima kesadaran dalam bermasyarakat. Meliputi kesadaran beragama, kesadaran berilmu, kesadaran bermasyarakat, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta kesadaran kebersamaan.

 

“Dalam kegiatan apapun, kita dituntut untuk bersama-sama. Namun demikian, kebersamaan itu tidak akan maksimal tanpa adanya pemimpin dan peraturan. Hal ini juga tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan ketaatan terhadap pimpinan dan aturan tersebut,” ungkap Kiai Zuhri.

 

Tak hanya itu, ia pun mewanti-wanti akan pentingnya saling memaafkan, utamanya di momen lebaran ini. Karena bagaimana pun sebagai manusia pasti ada salah. Menurutnya, mengharap permohohan dari manusia itu lebih sulit dibandingkan dengan memohon maaf dan ampunan kepada Allah.

 

“Memohon ampun kepada Allah tersebut dapat dilakukan bertaubat dengan bersungguh-sungguh, dan berjanji untuk tidak mengulang kembali,” jelasnya kepada hadirin.

 

Kiai Zuhri pun mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh oleh P4NJ Kabupaten Sumenep. Karena meskipun sebelumnya tanpa SK dan belum dilantik, sudah banyak program-program yang dihasilkan. Baik kiprahnya dalam hal membantu pengurus pesantren ataupun sebagai wadah alumni.

 

“Tanpa SK saja sudah banyak program yang dijalankan, apalagi setelah ada SK. Tentu, setelah ini akan semakin banyak program yang dihasilkan. Insya Allah,” pungkasnya.

 

Sementara itu, K Moh Halili selaku Ketua P4NJ Sumenep mengatakan, bahwa Keberadaan P4NJ di Kabupaten Sumenep sangatlah dibutuhkan. Baik  sebagai wadah silaturahim, bertukar informasi ataupun tempat mengabdi para alumni pada masyarakat sekitar.

 

“Dan pelantikan ini adalah momen yang sangat diharapkan. Sebagai pengikat bagi alumni yang menjadi pengurus, agar dapat melaksanakan tugas ataupun amanah dengan penuh tanggung jawab,” ungkapnya.

 

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep ini menambahkan, bahwa Kepengurusan P4NJ Sumenep ini sangatlah lengkap, mulai divisi ekonomi, kemasyarakatan, pemberdayaan perempuan, dan lainnya.

 

“Oleh karena itu, kami berkeinginan agar bagaimana P4NJ ini mampu menjadi sarana atau media dalam membentuk masyarakat yang berwawasan Ahlussunnah wal Jama’ah,” pungkasnya.


Madura Terbaru