Sumenep, NU Online Jatim
Sebelum Musyawarah Kerja (Musyker) digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, seluruh lembaga yang berada di bawah naungan PCNU menggelar rapat atau merancang program kerja. Kali ini Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) Kabupaten Sumenep menyusun program kerja yang akan dijalankan selama satu periode, Ahad (06/12/2020) di kantor PCNU setempat.
Sebelum sidang dibuka, K Dardiri Zubairi menyarankan, program periode sebelumnya yang sudah dijalani, seperti program literasi dan Sako Ma'arif bisa dilanjutkan oleh kepengurusan baru.
Wakil Ketua PCNU Sumenep tersebut berharap untuk merekrut anggota baru. Hal itu bisa dilakukan dengan cara magang atau relawan yang manfaatnya bisa dijadikannya sebagai penjaringan kader untuk kepengurusan selanjutnya.
"Kesuksesan dalam berorganisasi adalah model kerja team work, agar program yang dirancang terealisasi dengan baik," pinta Dewan Masyaikh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimim Kecamatan Gapura tersebut.
Di kesempatan yang berbeda, K Ahmad Majdi Tsabit menyatakan, program yang diputuskan dalam rapat ini merupakan program berkelanjutan yang fokusnya pada penguatan dan pengembangan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) atau madrasah. Sebagian kecil lainnya mengarah pada database dan sarana-prasarana.
Ketua LP Ma'arif NU Sumenep tersebut juga menyampaikan, ada 2 program yang datangnya atas instruksi dari PCNU.
"Ada 11 program yang diputuskan dalam sidang, antara lain: pendataan dan silaturahim ke setiap LPI, mengembangkan inovasi literasi dan numerisasi LPI, mendorong dan mengaktifkan LP Ma'arif NU di tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), pengembangan MKS, KKM, MGMP, dan pengembangan Sako Pramuka Ma'arif," tuturnya saat memimpin rapat.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk tersebut juga menegaskan, bahwa di periodenya akan mendata aset-aset yang dibawah naungan NU di masing-masing LPI. Selain itu merancang grand desaign pendidikan, dan pengembangan Ma'arif Mart.
"Hal terpenting menurut kami adalah membuat kurikulum ke-NU-an dan Keaswajaan serta seluruh guru di madrasah bisa mengajar mata pelajaran ke-NU-an di setiap tingkatan. Baik di MI, MTs, dan MA," tandasnya.
Editor: Romza