• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Sambut New Normal, Ini Sejumlah Pesan Mustasyar NU Pragaan Sumenep

Sambut New Normal, Ini Sejumlah Pesan Mustasyar NU Pragaan Sumenep
Pewarta NU Online Jatim saat bersilaturahim ke kediaman KH Abd Hayyi Syafiie. (Foto: NOJ/Firdausi)
Pewarta NU Online Jatim saat bersilaturahim ke kediaman KH Abd Hayyi Syafiie. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim
Menyambut new normal atau masa normal baru di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) harus dilakukan dengan seksama. Upaya menjaga dan mempertahankan kenormalan lama yang baik sembari menyesuaikan dan menciptakan kenormalan baru yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan.

 

Itulah di antara pesan yang disampaikan salah seorang Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan Sumenep, KH Abd Hayyi Syafiie. Penegasan khususnya disampaikan kepada segenap warga NU atau Nahdliyin, Sabtu (6/6).

 

"Walaupun di masa pandemi, masjid jangan sampai kosong dari kegiatan ibadah dengan tetap memperhatikan kebersihan seperti mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir," kata KH Abd Hayyi Syafiie. 

 

Dirinya menegaskan bahwa membersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun, bahkan mencuci muka maupun cuci kaki merupakan kebiasaan masyarakat pedesaan sejak dahulu. Hal itu dilakukan setelah tiba di rumah dari berbagai aktivitas sehari-hari.

 

Kiai Hayyi, sapaan akrabnya mengimbau kepada Nahdliyin bahwa rutinitas pembacaan wirid penangkal balak hendaknya terus diamalkan dalam setiap kegiatan ibadah.

 

"Surat yang diedarkan oleh pengurus MWCNU Pragaan juga melampirkan doa dan wiridan penangkal balak, seperti qunut nazilah, li khamsatun, dan lainnya," jelasnya. 

 

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nusyur Desa Aengpanas tersebut menganjurkan untuk tetap mempertahankan budaya mengonsumsi sayur-sayuran. Karena sejak dahulu masyarakat desa sudah terbiasa melakukan itu yang diambilkan dari tanaman yang tumbuh di pagar maupun pekarangan rumah.

 

"Kebiasaan lama yang baik ini jangan ditinggalkan," pesannya. Bahwa kebiasaan lama yang baik mulai terkikis dengan maraknya peredaran makanan instan dalam kemasan, lanjutnya.

 

Berikutnya disampaikan agar Nahdliyin menaati peraturan kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Hal tersebut sebagaimana juga dipesankan dalam kitab Ta'limul Muta'allim.

 

Dijelaskan pula bahwa jika menginginkan hidup sehat, maka hendaknya mematuhi anjuran dokter. Dan kalau berharap ilmu bermanfaat, maka yang harus dilakukan yakni taat petunjuk guru.

 

Dirinya turut memberi nasihat bahwasanya sebagai kaum sarungan atau santri, jangan mudah terpancing dengan derasnya pemberitaan yang berbau provokatif.

 

Di akhir pembicaraan yang berlangsung di kediamannya, Kiai Hayyi meminta kepada seluruh Nahdliyin untuk menjaga imunitas tubuh dengan merutinkan puasa meski Ramadlan telah berlalu.

 

"Di masa pandemi ini, mestinya Nahdliyin dan umat Islam untuk rajin berpuasa. Hal ini selain menjaga kesehatan fisik juga merupakan bentuk ikhtiar menjaga kesehatan batin," pungkasnya.

 

Kontributor: Abdullah Hafidi dan Firdausi
Editor: Syaifullah


Editor:

Madura Terbaru