• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Madura

Santri Annuqayah Sumenep Juara I MQKN 2023, Berkah Shalawat Nabi

Santri Annuqayah Sumenep Juara I MQKN 2023, Berkah Shalawat Nabi
Arini Ridhaka, santri Pesantren Annuqayah daerah Latee 2, Guluk-Guluk, Sumenep peraih juara 1 MQKN 2023. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Arini Ridhaka, santri Pesantren Annuqayah daerah Latee 2, Guluk-Guluk, Sumenep peraih juara 1 MQKN 2023. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Prestasi membanggakan diraih oleh Arini Ridhaka (20 tahun), santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee 2 Guluk-Guluk, Sumenep. Ia yang tergabung dalam Kafilah Jawa Timur meraih juara I di ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2023 di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan.

 

Arini, begitu ia karib disapa, juara 1 fan Akhlak untuk Marhalah Ulya kategori putri. Ia mengaku tidak terbersit sedikitpun dalam benaknya akan menjadi juara. Menurutnya, torehan prestasi yang diraih berkat barakah guru dan membaca shalawat nabi.

 

“Sebelum berangkat dan memasuki gelanggang perlombaan, Nyai Nihayatus Sa'adah (Dewan Pengasuh Pesantren) mengimbau pada kami untuk memperbanyak baca shalawat nabi dan menjaga akhlak. Demikian pula Nyai Uswatun Hasanah,  Nyai Alif Layyinah Basyir, dan Nyai Nafhah Basyir,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Kamis (20/07/2023).

 

Sebenarnya motivasi dari orang tua tidak jauh beda dengan pesan-pesan dari ibu nyai ketika hendak mengikuti lomba. Akan tetapi yang lebih mengesankan adalah ketika ibu berpesan untuk tidak mementingkan juara dan belajar harus diniatkan lillahi ta'ala.

 

Putri pasangan Ach Bahri dan Tuffahah asal Daleman, Ganding, Sumenep ini pun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Berkat doa dan ridha orang tua serta guru, ia bisa mengharumkan nama pesantren di kancah nasional.

 

“Terima kasih Ustadz Syarif Sholeh selaku mentor serta teman-teman yang serasa guru juga di dalam membantu untuk menelaah kitab turats,” ucap mahasiswi semester IV Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IQT) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Sumenep itu.

 

Arini menegaskan, sebenarnya ia merasa tidak pantas dikukuhkan sebagai juara I. Karena banyak peserta-peserta lain yang lebih lebih pantas mendapatkan medali ini. Banyak lawan yang fasih di dalam penguasaan murad, terlebih di dalam analisisnya.

 

“Ketatnya persaingan di arena perlombaan, kami berpikir lebih bijak lagi dalam menyikapi warna-warni lawan yang super tangguh. Oleh karenanya, kami berharap ada kaderisasi di dalam perlombaan ini. Karena setiap perlombaan biasanya ada batas usia,” harapnya.

 

Diceritakan, sebelum berangkat lomba MQKN, tentu dirinya lebih istikamah lagi mengkaji kitab-kitab  turats, khususnya kitab Minhajul 'Abidin yang akan dilombakan. Ikhtiar itu sangat beragam, termasuk melakukan bimbingan serta konsultasi terkait ilmu nahwu dan sharaf kepada ustadz pembimbing.

 

“Selama berstatus santri di Annuqayah daerah Latee, kurang lebih mengkhatamkan 10 kitab. Bagi kami tak seberapa, namun keistikamahan dalam belajar dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, tidak ada ceritanya orang menuntut ilmu tidak mengalami kesulitan. Kesulitan itulah yang dikatakan tirakat, sehingga dinyatakan lulus dari ragam ujian. Buahnya, kami rasakan saat ini,” ungkapnya.

 

Diketahui, lomba baca kitab fan Akhlak Marhalah Ulya merupakan lomba baca kitab menggunakan kitab Minhajul 'Abidin karya Imam Al-Ghazali (Qaddasalllahu Ruhahu Amin). Adapun ketentuan usia peserta yaitu kisaran 17-20 tahun (maksimal lahir pada bulan Januari tahun 2003).


Madura Terbaru