Malang, NU Online Jatim
Raut wajah sumringah tampak dari ratusan santri di Bumi Perkemahan Coban Rondo Malang. Total 190 santri dari berbagai pondok pesantren mengikuti Jambore Santri 2023 yang mengangkat tema Bangkit Lebih Hebat. Santri dibekali berbagai penanaman karakter hingga menjaga keutuhan bangsa.
Ketua Panitia Jambore Santri, Muhammad Junaidi Suprianto mengungkapkan kegiatan ini merupakan kali kedua diselenggarakan. Acara tersebut menstimulus santri dan membangkitkan semangat generasi emas yang dimiliki Indonesia.
"Dalam tiga hari berlangsungnya Jambore Santri 2023, peserta diberikan berbagai tantangan dan kegiatan menarik seperti lomba keagamaan, olahraga, seni, dan berbagai aktivitas kebersamaan," bebernya.
Ia mengaku sangat bangga melihat antusiasme yang luar biasa dari para santri.
“Santri telah memperlihatkan semangat, kecerdasan, dan keuletan yang luar biasa dalam setiap kegiatan yang diikuti,” terangnya.
Menurut Junaidi, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antar santri dari berbagai pondok pesantren. Sekaligus membangun karakter kepemimpinan dan kerja sama antara satu sama lain.
"Jambore Santri 2023 di Malang membuktikan generasi santri masa depan memiliki potensi dan kehebatan yang luar biasa. Tak hanya berfokus di pendidikan agama, melainkan juga siap untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan," paparnya.
Junaidi mengungkapkan, semangat mengambil tema Bangkit Lebih Hebat, Jambore Santri 2023 sukses mengukir prestasi sebagai wadah pembelajaran.
“Termasuk pengembangan diri, memperkuat semangat keislaman yang menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.
Tampak salah satu santri yang cukup antusias dengan setiap sesi. Peserta mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga pengalaman berharga yang mengasah keterampilan kami di luar lingkup pesantren.
"Kami merasa semakin siap untuk menjadi generasi santri yang tangguh dan berperan aktif dalam masyarakat," ujar salah satu peserta.
Beberapa pemateri yang kompeten dihadirkan dalam acara ini. Seperti KH Muhammad Rifai Djamaluddin, Gus Yusuf Abdurrahman, Dr Halimi Zuhdy, KH Muhammad Nur Salim, serta para TNI.
