Pasuruan, NU Online Jatim
Kirab budaya merupakan salah satu cara santri Bayt Al-Hikmah untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia kepada masyarakat dan anak-anak milenial khusus di Kota Pasuruan. Hal itu ditunjukkan dalam Festival Dolan Yok (DY) di lapangan pondok pesantren tersebut, Jumat (28/01/2022).
"Kirab ini adalah proses mengenalkan budaya, khususnya anak-anak milenial, di tengah gempuran gadget," ujar Gus Taufiq Abdurrahman, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pasuruan dalam sambutannya.
Lebih lanjut Gus Taufiq mengatakan, pada dasarnya dolanan itu bagian dari budaya. Maka sungguh tepat tema yang disusun dalam Festival DY adalah Nguripke, Ngurupke, Ngirabke budaya.
"Karena budaya kita wadah bisa berekspresi dan karena budaya kita bisa mendapatkan nilai-nilai yang kita butuhkan dalam hidup dan karena budaya kita bisa menyatukan suku dan budaya dalam satu wadah, yakni NKRI," ujarnya.
Gus Taufiq mengatakan, Festival DY merupakan persembahan santri untuk bangsa Indonesia, sehingga budaya bangsa tidak hilang. "Selamat, para santri, kalian luar biasa. Buktikan bahwasanya di situasi apa pun santri bisa tetap berkarya, inovatif dan bisa semakin teguh sebagai anak-anak bangsa,” tandasnya.
Ahmad Mufdzilul Albab selaku penangung jawab kegiatan mengatakan, kirab budaya adalah bentuk khidmat santri untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia kepada masyarakat, khususnya anak-anak milenial.
"Kirab budaya ini sebenarnya adalah tema dari Dolanan Yok yang bertujuan untuk mengenalkan Dolanan Yok kepada masyarakat dan anak anak milenial, agar tidak lupa dengan dolanan khas Nusantara," katanya.
