Pacitan, NU Online Jatim
Fahruddin Faiz, Intelektual Muslim dan Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengimbau kepada umat Muslim untuk tidak menaruh harapan berlebih kepada orang lain. Menurutnya, hal itu bisa berpotensi menimbulkan kekecewaan.
“Mengutip pernyataan Imam Syafi'i, bahwa ketika hati seseorang terlalu berharap kepada orang lain, maka Allah akan timpakan seseorang tersebut pedihnya sebuah pengharapan,” katanya dalam tayangan TikTok @kalam.rumi dikutip pada Senin (21/08/2023).
Dirinya menjelaskan, hal itu agar seseorang mengetahui bahwa Allah SWT sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Sehingga Allah menghalanginya dari perkara tersebut supaya ia kembali berharap kepada-Nya.
“Ini, coba kamu pahami maksudnya Imam Syafi’i ya? Orang itu bisa patah hati karena kecewa pada orang lain,” ujar pria kelahiran Mojokerto itu.
Lebih lanjut, Fahruddin menyampaikan bahwa kekecewaan itu muncul karena sebelumnya ada harapan pada orang lain. Jika saja ia tidak terlalu berharap, maka ia tidak akan terlalu kecewa. Sebab semakin besar harapan orang, semakin besar kekecewaannya.
“Nah, siapa yang jargonnya kalau sedang berduaan ‘engkaulah segalanya?’ Engkaulah jenis-jenis gini itu, harapanmu terlalu besar kepada manusia. Hati-hati! Allah itu ‘maha pencemburu’. Beberapa pendapat orientalis yang benci dengan Islam, kata-kata cemburu tersebut dikonotasikan negatif,” imbuhnya.
Menurutnya, cemburunya Allah itu menunjukan Dia sangat cinta dengan hamba-Nya. Maka berbahagialah mereka yang dicemburui Allah. Sebab hal itu menjadi bukti bahwa Sang Maha Pemberi Cinta mencintai mereka.
“Persis seperti kita, kalau cinta dengan seseorang, terus orang lain kok melekat ke yang lain, itu kan kita cemburu. Buktinya Allah cemburu apa? Dipatahkan hati kita biar tidak terlalu melekat padanya,” pungkasnya.