• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 7 Desember 2024

Matraman

Jaga Warisan Ulama, PMII di Ponorogo Gelar Lomba Baca Kitab

Jaga Warisan Ulama, PMII di Ponorogo Gelar Lomba Baca Kitab
Peserta membacakan kitab kuning di hadapan juri. (Foto: NOJ/Husnul Kh)
Peserta membacakan kitab kuning di hadapan juri. (Foto: NOJ/Husnul Kh)

Ponorogo, NU Online Jatim

Cara berbeda dilakukan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dalam memperingati hari lahir atau harlah. Salah satu dari rangkaian adalah dengan menyelenggarakan lomba baca kitab kuning. Acara ini berlangsung Ahad (18/04/2021) yang dipusatkan di aula ma’had putri kampus setempat.

 

“Lomba baca kitab kuning ini merupakan kompetisi yang pertama kali diselenggarakan oleh PMII IAIN Ponorogo,” kata Agus Mujiranto.

 

Ketua Komisariat PMII IAIN Ponorogo tersebut menjelaskan bahwa tujuan diselenggrakan kompetisi ini di antaranya adalah untuk melestarikan khazanah keilmuan Islam yang telah dituliskan para ulama.

 

“Terutama di kalangan santri muda milenial, kemudian juga untuk mengasah potensi kader maupun santri di bidang intelektual religius,” jelas dia.

 

Lebih lanjut dikemukakan bahwa kegiatan juga sebagai upaya kader PMII melestarikan tradisi intelektual pesantren. Termasuk mewarisi tradisi intelektual kiai Nahdlatul Ulama (NU).

 

Agus Mujiranto mengemukakan bahwa PMII merupakan pelopor kader intelektual. Pentingnya penelaahan dan penguatan tradisi penggunaan kitab berbahasa Arab yang yang berasal dari pesantren.

 

“Kitab kuning adalah sarana yang menghubungkan ulama dalam rantai penyebaran pengetahuan keislaman. Ulama termasuk tradisi intelektual yang merupakan bagian dari badan otoritatif, terutama di bidang pengetahuan keislaman,” jelas dia.

 

Dikemukakannya bahwa berbicara intelektual, kader PMII tidak hanya belajar dari buku. Tetapi juga harus mengingat dan memupuk kembali tradisi amaliah santri.

 

“Yakni dengan tetap membaca kitab kuning,” tegasnya.

 

Lutfi Ahmad Ubaidillah menjelaskan bahwa acara diikuti 18 peserta. Mereka berasal dari kader PMII, mahasiswa dan siswa tingkat SMA/MA sederajat se-Ponorogo.

 

“Lomba yang yang terbuka untuk jenjang SMA/MA ini bertujuan untuk mengenalkan organisasi PMII kepada siswa ataupun masyarakat,” kata ketua panitia kegiatan ini.

 

Kitab yang menjadi pokok pembahasan adalah Fathul Qarib yang diharapkan kader PMII maupun partisipan mampu mengetahui hukum syariat dari dalil terperinci sebagai penanaman kaidah ilmu fiqih.

 

Lomba menghadirkan dua dewan juri yakni KH Muhsin dan Zamzam Musthofa. Peserta maju sesuai nomor undian dan memulai membaca kitab yang telah ditentukan panitia.

 

Waktu yang diberikan kepada setiap peserta adalah 10 menit, dengan rincian 3 menit pertama untuk membaca dan mengartikan menggunakan bahasa daerah atau Indonesia yang dikenal dengan memaknai. Kemudian dua menit berikutnya menjelaskan maksud teks yang dibaca, dan 5 menit berikutnya adalah sesi tanya jawab oleh juri kepada peserta.

 

“Ketentuan penilainnya adalah kelancaran, makharijul huruf, pemahaman pembahasan, dan nahwu sharaf,” pugkasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Matraman Terbaru