Matraman

Ketua PCNU Jombang Paparkan Makna Santri dan Hari Santri

Kamis, 24 Oktober 2024 | 08:00 WIB

Ketua PCNU Jombang Paparkan Makna Santri dan Hari Santri

Ketua PCNU Jombang Gus Fahmi. (Foto: NU Online)

Jombang, NU Online Jatim

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang KH Fahmi Amrullah Hadzik mengatakan, menurut bahasa, santri itu adalah mereka yang menjalani dan mendalami agama Islam di pesantren. Namun, sekarang ini makna santri bukan hanya sekadar mereka yang belajar di pesantren.


"Dengan kemajuan teknologi dan sebagainya maka banyak mereka yang belajar agama melalui media-media sosial. Jadi mereka mendalami agama bukan di pesantren tapi di pesantren virtual. Mereka juga bisa disebut santri," kata Gus Fahmi kepada NU Online Jombang, Selasa (22/10/2024). 


Gus Fahmi menegaskan, intinya, santri adalah orang yang mendalami dan mempelajari agama Islam entah itu dari sisi keilmuan, maupun dari sisi ibadah. Santri dididik untuk menjadi mukmin yang kuat, berakhlakul karimah, dan lain sebagainya.


Soal Hari Santri, Gus Fahmi menyebut bahwa hari santri sendiri sesungguhnya adalah wujud dari rasa syukur. Ia memaknai hari santri ini sebagai wujud rasa syukur atas diakuinya eksistensi santri. Yang mana, dulu santri dianggap sebagai warga kelas dua.


"Tapi sekarang, santri sudah tidak lagi menjadi warga kelas dua. Tapi banyak sekarang ini pesantren-pesantren yang melahirkan tokoh-tokoh bangsa, para ilmuwan hebat dan sebagainya," jelasnya. 


Menurut Gus Fahmi, santri saat ini bukan hanya mereka yang sekadar mempelajari agama, tetapi juga mempelajari ilmu-ilmu umum, teknologi, informasi, kedokteran, fisika dan sebagainya. Ini semua banyak dihasilkan dari pesantren yang sudah memiliki lembaga pendidikan berbasis sains.


"Jadi sekarang ini, santri tidak lagi dianggap sebagai warga kelas dua. Karena mereka juga turut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara," tambanya.


Kalau dilihat sekarang ini, lanjut dia, banyak santri yang jadi menteri, jadi presiden, jadi wakil presiden, jadi bupati, anggota dewan dan orang-orang berpengaruh lainnya.


"Jadi, hal ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas diakuinya keberadaan santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini," pungkasnya.