Kirab 100 Ribu Doa Pager Bumi Mbah Hasyim Meriahkan Hari Santri di Ponorogo
Senin, 19 Oktober 2020 | 14:30 WIB
Lina Aulia
Kontributor
Ponorogo, NU Online Jatim
Puncak hari santri 2020 akan diperingati tiga hari lagi, tepatnya 22 Oktober. Kendati demikian, sudah banyak kegiatan yang digelar oleh berbagai lembaga maupun badan otonom NU sejak awal bulan ini.
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Ponorogo memiliki cara tersendiri dalam memeriahkan hari bersejarah tersebut. Dalam situasi pandemi Covid-19 ini digelar Kirab 100 Ribu Doa Pager Bumi KH M Hasyim Asy'ari.
“Acara ini digelar untuk meningkatkan spiritualitas Nahdliyin dan masyarakat Ponorogo secara luas dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan cara mendekatkan diri kepada Allah,” kata Syamsul Maarif, Ahad (18/10/2020).
Prosesi kirab ini dilakukan dengan melibatkan kader Ansor yang membawa pataka kebanggaan Nahdlatul Ulama. Juga pusaka leluhur keluarga besar Tegalsari dengan dibawa keliling 21 kecamatan se-Ponorogo selama 9 hari mulai 13 sampai 22 Oktober 2020.
“Nantinya kita akan berhenti di setiap kecamatan untuk tawassul di makam ulama dan sesepuh setempat dan membaca shalawat li khamsatun. Dan di setiap pemberhentian shalawat akan dibaca sebanyak 500 kali,” jelas Ketua PC GP Ansor Kabupaten Ponorogo ini.
Ia menambahkan bahwa tempat pemberhentian rencananya akan ada 21 titik. Jadi, jika dikalikan pembacaan shalawat 500 kali, maka yang dibacakan lebih dari 100 ribu kali. Seperti tema kegiatan yang diusung.
“Proses selanjutnya, di setiap kecamatan akan ada prosesi serah terima, sehingga masing-masing pemuda perwakilan setiap kecamatan bisa ikut berperan dan mempunyai tanggung jawab moral untuk mengilhami perjuangan ulama terdahulu," ungkapnya.
Rangkaian kegiatan dimulai dari Kecamatan Pudak pada 13 Oktober dan akan berakhir di Kecamatan Ponorogo tepat pada peringatan hari santri yaitu 22 Oktober.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti kalangan pemuda Ansor, namun juga diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Jadi semua bisa berkontribusi dalam kegiatan ini.
“Pataka NU dan pusaka leluhur keluarga besar Tegalsari yang dibawa kirab adalah simbol perjuangan ulama terdahulu yang harus diingat dan diteladani oleh pemuda Ansor,” pungkasnya.
Editor: Syaifullah
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
3
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
4
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
5
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua