• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Masjid NU Ponorogo Ini Diresmikan Langsung Hadratussyaikh

Masjid NU Ponorogo Ini Diresmikan Langsung Hadratussyaikh
Tampak depan Masjid NU Ponorogo. (Foto: NOJ/Yoga)
Tampak depan Masjid NU Ponorogo. (Foto: NOJ/Yoga)

Ponorogo, NU Online Jatim
Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin wajib berbangga atas usaha dan tirakat para alim ulama pendahulu yang telah mewariskan Masjid Nahdlatul Ulama (NU) Ponorogo. Masjid jami ini selain syarat warisan sejarah, juga lambang pemersatu bangsa. 

 

Masjid NU Ponorogo yang terletak di jalan Sultan Agung, Kabupaten Ponorogo didirikan pertama kali oleh para ulama serta warga masyarakat Ponorogo pada 1931. Lebih dahsyat lagi masjid ini diresmikan secara langsung oleh pahlawan nasional sekaligus pendiri NU, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari. 

 

"Dulu berdasarkan keterangan pendahulu kami, KH M Hasyim Asy'ari meresmikan 9 masjid di Indonesia dan masjid NU Ponorogo yang ke-7," kata Djoko Murcahyanto Raharjo kepada NU Online Jatim, Jumat, (17/7). 

 

Djoko MR sapaan akrab Wakil Ketua Ta'mir Masjid NU Ponorogo tersebut mengungkap masjid mengalami pemugaran dua kali. Pada pemugaran yang kedua diresmikan oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri di tahun 2014.

 

"Setelah diresmikan di Tahun 1931 oleh hadrastussyaikh, pada tahun 1977 mengalami pemugaran pertama dan kedua di tahun 2014," terangnya. 

 

Untuk saat ini, di pemugaran kedua, Masjid NU Ponorogo tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan sesuai petuah para pendahulu. Jadi siapa saja boleh shalat dan beribadah di masjid ini. 

 

"Alhamdulillah, tampak lebih modern tidak terkesan tua dan banyak anak muda-mudi yang beribadah di sini. Itu membuat saya semangat mas," tegasnya. 

 

Selain itu, Djoko MR menegaskan, masjid ini sengaja tidak diberi pagar dan terbuka. Hal itu melambangkan masjid terbuka untuk siapa saja. 

 

"Muhammadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII, maupun ormas Islam lain monggo saja. Semua boleh di sini untuk beribadah," jelasnya. 

 

Ia menambahkan Masjid NU Ponorogo milik semua dan memberikan kesan Islam yang benar-benar penuh kasih sayang. 

 

"Islam sendiri kan rahmatan lil alamin. Jadi sesama Muslim saudara seperti yang diajarkan hadratussyaikh," pungkasnya.


Editor:

Matraman Terbaru