• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Angklung Santri di Sidoarjo Iringi Nyanyian Lagu saat Upacara HUT Ke-77 RI

Angklung Santri di Sidoarjo Iringi Nyanyian Lagu saat Upacara HUT Ke-77 RI
Santri Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat saat memainkan angklung. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Santri Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat saat memainkan angklung. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI), Rabu (17/08/2022) di halaman pesantren setempat. Di momen ini, permainan angklung santri setempat menjadi pengiring lagu-lagu yang dinyanyikan.


Lagu Syubbanul Wathon merupakan di antara lagu yang diiringi permainan angklung belasan santri asuhan Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Agus Ali Masyhuri. Selain itu, juga mengiringi lagu nasional Indonesia Pusaka dan Suwe Ora Jamu lagu Jawa yang diciptakan oleh RC Hardjosubroto.


“Wujud mensyukuri nikmat kemerdekaan dari Allah ialah dibuktikan dengan mencintai tanah air atau hubbul wathon minal iman. Karena dengan modal cinta, seseorang akan mempunyai cita-cita bagaimana bangsa ini maju, jaya, dan sentosa,” kata M Khusnan Iskandar saat menjadi pembina upacara. 


Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat itu menambahkan, bentuk lain mensyukuri kemerdekaan ialah menghargai setiap perbedaan yang ada. Karena sejatinya perbedaan adalah ketentuan Allah yang perlu sikapi dengan baik.


“Spirit cinta tanah air dan menghargai perbedaan ini harus menjadi bekal utama bagi kita di dalam mengisi kemerdekaan,” ucapnya.


Dirinya mengajak mensyukuri perjuangan pahlawan dengan meneladani sikap dan jiwa pengabdiannya. “Maka di manapun kita ditempatkan untuk mengabdi kepada bangsa Indonesia, jangan mengeluh. Itu demi bangsa dan negara,” terangnya.


Sebagai santri hendaknya memiliki rasa perjuangan yang kuat dalam memerangi hawa nafsu. Karena untuk mengisi kemerdekaan butuh generasi yang pintar, cerdas dan jujur. Melalui modal ini bangsa Indonesia tidak akan mudah ditipu daya orang-orang yang tidak menyukai kemerdekaan Indonesia.


“Siapa para pahlawan kalian sekarang? Tidak lain adalah kedua orang, guru, dan kiai. Sebab merakalah kalian mengerti banyak hal. Hormatilah mereka agar kalian mendapat ilmu yang barokah dan manfaat,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru