Metropolis

GP Ansor di Kota Mojokerto Bersama Gusdurian Ziarah ke Makam Banser Riyanto

Rabu, 25 Desember 2024 | 14:00 WIB

GP Ansor di Kota Mojokerto Bersama Gusdurian Ziarah ke Makam Banser Riyanto

PAC GP Ansor Prajurit Kulon dan Gusdurian Mojokerto saat ziarah ke makam Riyanto di TPU Prajurit Kulon, Mojokerto. (Foto: NOJ/ISt)

Mojokerto, NU Online Jatim

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Prajurit Kulon, Kota Mojokerto bersama Gusdurian Mojokerto ziarah ke makam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Riyanto di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prajurit Kulon, Mojokerto, Kamis (23/12/2021). Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan kunjungan ke rumah Almarhum Riyanto di lingkungan Prajurit Kulon gang baru, Selasa (24/12/2024).


“Kami bersama-sama berziarah ke makam dan berkunjung ke rumah beliau sembari memberikan apresiasi ke keluarga almarhum Riyanto,” ujar Abdul Muid, Sekretaris PAC GP Ansor Prajurit Kulon.


Hal ini semata untuk mendoakan, mengenang dan mengingat kembali kejadian penyelamatan dari bom yang meledak di Gereja Eben Haezer 24 tahun silam oleh Banser Riyanto, sampai kehilangan nyawanya demi umat agama lain.


“Tujuannya tentu untuk mengambil hikmah dan pelajaran betapa pentingnya nilai kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari sosok sahabat Riyanto, dan sebagai bentuk tauladan khususnya di kader Ansor dan Banser se-PAC GP Ansor Prajurit Kulon,” terangnya.


Pihaknya berharap, kegiatan ini tidak hanya sekadar seremonial semata, tapi cerita-cerita baik yang ditinggalkan oleh almarhum terinternalisasi menjadi semangat juang dan khidmah bagi teman-teman Banser dan Ansor khususnya di PAC Prajurit Kulon ini.


“Dan sebagai tauladan bagi semua bahwasaannya setiap kebaikan dan pengorbanan tidak perlu membedakan agama, ras, suku dan lainnya,” tandasnya.


Perjuangan Riyanto

Riyanto merupakan salah satu anggota Banser yang meninggal dunia karena menyelamatkan banyak nyawa ketika malam Misa Natal tanggal 24 Desember 2000 silam.


Peristiwa tragis itu terjadi di depan Gedung Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Mojokerto. Riyanto terkena serpihan bom karena terlambat membuang bom yang dikemas dalam kantong plastik.


Pada saat kejadian, Riyanto baru berusia 25 tahun, tetapi keberaniannya patut diacungi jempol. Ia rela berkorban untuk orang-orang banyak, meski berbeda agama. Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan.


Kala itu, Riyanto bersama empat sahabatnya mendapatkan tugas menjaga Gereja Eben Haezar, Mojokerto. Riyanto bukanlah anggota polisi atau tentara, tapi ia hanyalah anggota Banser Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Kota Mojokerto.