• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 Rabu atau Kamis?

Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 Rabu atau Kamis?
Rukyatul hilal tetap dilakukan meski kemungkinan terlihat kecil. (Foto: NOJ/DSm)
Rukyatul hilal tetap dilakukan meski kemungkinan terlihat kecil. (Foto: NOJ/DSm)

Surabaya, NU Online Jatim

Salah satu kabar yang paling ditunggu kaum muslimin di Tanah Air adalah penetuan awal bulan Ramadlan dan Syawal. Dan saat ini bulan penuh berkah tersebut telah memasuki akhir bulan. Tinggal kepastian kabar kapan jatuhnya 1 Syawal 1422 H.

 

Untuk memastikan hal tersebut, Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur akan melaksanakan rukyatul hilal  hari ini, Selasa (11/05/2021) petang.

 

Namun demikian, berdasarkan hitungan ilmu falak, hilal sangat mungkin tidak akan terpantau karena ketinggiannya minus empat derajat di bawah ufuk. Jika begitu, Ramadlan digenapkan 30 hari, yaitu berakhir pada Rabu besok dan 1 Syawal jatuh pada Kamis (13/05/2021).

 

Ketua PW LFNU Jatim Shofiyullah menjelaskan dua alasan kenapa hilal sangat mungkin tidak akan terlihat saat dipantau pada Selasa sore hingga petang besok.

 

Pertama, ijtimak terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 dini hari, sekira pukul 02.00 WIB. Sementara syarat lahirnya hilal yaitu ketika sudah terjadi ijtimak.

 

“Artinya, bila belum ijtimak tidak mungkin lahir hilal,” katanya, Senin (10/05/2021).

 

Alasan kedua menurut Gus Shofi, sapaan akrabnya saat pemantauan dilakukan ketinggian hilal berada di posisi minus empat derajat. Artinya, hilal di bawah ufuk.

 

“Padahal, untuk bisa melihat hilal di Indonesia syaratnya ketinggian hilal minimal dua derajat. Karena minus, hilal terbenam lebih dulu sebelum matahari terbenam,” jelas dia.

 

Dikemukakan bahwa minus itu maksudnya berarti menunjukkan bulan itu saat Maghrib, yang itu saat yang paling bagus untuk melihat hilal, hilal itu sudah terbenam lebih dulu.

 

“Jadi kalau sudah terbenam, kita mau melihat apa. Kan, tidak mungkin?" sergahnya.

 

Lantas kenapa NU masih melakukan rukyatul hilal pada tanggal 29 padahal sudah bisa diperkirakan tidak akan bisa dilihat?

 

Dalam pandangannya, rukyatul hilal tetaplah penting. Hal tersebut demi memastikan bahwa 1 Syawal benar-benar diyakini kehadirannya.

 

“Karena itu sebagai dasar untuk istikmal atau menggenapkan bulan Ramadlan menjadi 30 hari,” katanya.

 

Lebih lanjut dikemukakan bahwa masuknya awal bulan bagi NU itu ada dua cara. Pertama, dengan terlihatnya hilal. Kedua, dengan istikmal.

 

“Artinya, ketika tanggal 29 itu tidak terlihat hilal, maka diistikmalkan bulan Ramadlan menjadi 30 hari dan besok otomatis tanggal 1 (Syawal),” paparnya.

 

Dengan sejumlah keterangan tersebut, besar kemungkinan hari raya Idul Fitri 1422 H akan jatuh pada Kamis (13/05/2021). Hanya saja, proses rukyatul hilal tetap harus dilakukan. Demikian sidang itsbat juga akan digelar Kementerian Agama pada Selasa petang nanti.   

 

PW LFNU Jatim sendiri pada Selasa petang akan melaksanakan rukyatul hilal di 27 titik. Yaitu di POB Sunan Kaliwining, Kabupaten Jember; MAN 3 kediri; Balai Rukyat NU Condrodipo, Kabupaten Gresik; Balai Rukyat Ibnu Syatir PP Al Islam Ponorogo; Lereng Gunung Pandan Saradan, Kabupaten Madiun; dan Pantai Taneros Ambunten, Kabupaten Sumenep.

 

Kemudian di Masjid Agung At Taqwa Bondowoso; Pantai Mbah Drajid Yosowilangun, Kabupaten Lumajang; Bukit Wonocolo, Kedewan, Bojonegoro; Ponpes Bayt Al Hikmah, Kota Pasuruan; Pantai Ngliyep, Kabupaten Malang; Pantai Kalbut Kabupaten Situbondo; BPAA LAPAN Watukosek Gempol, Kabupaten Pasuruan; Bukit Gumuk Klasi Indah, Banyuwangi; dan Menara Rukyat Banyuurip Senori, Tuban.

 

Lalu di Pantai Tajungmulya Sangkapura Bawean, Kabupaten Gresik; Balai Rukyat NU Jabung, Mojokerto; POB Masjid Jami’ PP Denanyar, Jombang; Pantai Paseban Kencong, Jember; Pucuk Pelangi Sumberboto Wonotirto, Blitar; di Banjarsari, Blitar; Pantai Srau, Pacitan; Pelabuhan Tadden, Sampang; Twin Tower B UINSA, Surabaya; Pantai Gebang, Bangkalan; Tanjung Kodok, Lamongan; dan Perbukitan Ketanggung Sine, Ngawi.

 


Editor:

Metropolis Terbaru