Innalillahi, Farida Mawardi Mantan Ketum IPPNU dan Pelopor CBP-KPP Wafat
Rabu, 18 Juni 2025 | 18:50 WIB
Mokhamad Faisol
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) masa khidmat 1963-1966, Hj Farida Mawardi, dikabarkan wafat. Berita ini beredar cepat di media sosial IPNU-IPPNU pada Rabu (18/06/2025).
Diketahui, Hj Farida Mawardi terpilih sebagai Ketua Umum PP IPPNU masa khidmat 1963-1966 dalam Kongres IV IPPNU di Purwokerto. Ia juga termasuk pelopor Corps Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Pelajar Putri (KPP) di tubuh organisasi pelajar NU.
Komandan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) KPP-IPPNU Jatim, Siti Rumania, mengatakan dahulu saat bergejolaknya peristiwa ganyang Malaysia, Presiden Ir Soekarno secara langsung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya di wilayah Asia Tenggara.
"Pada pergolakan ganyang Malaysia, IPNU-IPPNU mengakomodir para pelajar untuk menjadi sukarelawan melawan imperialisme," ujarnya kepada NU Online Jatim, Rabu (18/06/2025).
Pembentukan sukarelawan di organisasi pelajar NU kala itu dipelopori oleh Ketua Umum PP IPNU Asnawi Latif dan Ketua Umum PP IPPNU Faridah Mawardi. Pihaknya merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan imperalisme dan liberalisme dari bangsa Barat.
"Sukarelawan pelajar yang dibentuk oleh IPNU-IPPNU saat ini bernama CBP KPP. Hal itu tidak lepas dari peran Nyai Hj Farida Mawardi," terangnya.
Untuk itu, dirinya sebagai generasi penerus KPP Jawa Timur berkomitmen untuk menjaga dan melanjutkan semangat perjuangan dan nilai yang telah ditanamkan di masa lalu.
"Semoga segala amal ibadah dan pengabdian almarhumah diterima di sisi Allah SWT," harapnya.
Sekilas tentang Farida Mawardi
Berdasarkan keterangan buku IPPNU terbitan tahun 2000, Farida Mawardi atau Farida Purnomo, merupakan sosok yang waktunya banyak dihabiskan untuk dunia pendidikan. Ia menamatkan pendidikan menengahnya di Surakarta.

Pendidikan tingginya diselesaikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada. Tamat sebagai mahasiswa, ia bekerja di Kanwil Departemen Perindustrian dan Departemen Agama DIY. Namun, karena naluri pendidikan yang sangat tajam ia memutuskan untuk menjadi dosen IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Ia kemudian menikah dengan M Purnomo. Kesibukan keluarga mendidik dua orang anak tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mengajar di Universitas Negeri Jakarta. Melalui semangat belajar yang tinggi, ia mendapatkan beasiswa jenjang magister di Maciquri University, Australia. Keahliannya dalam bahasa Inggris memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan seminar di Korea Selatan, London, dan Bangkok.
Terpopuler
1
Safari Kepulauan, Ketua Ansor Jatim Sapa Kader di Sapeken dan Kangean
2
Bupati Lukman Hakim Ditetapkan Sebagai Kasatkorcab Banser Bangkalan
3
Bot Farm: Penyesat Opini di Media Sosial
4
Dalil Kesunahan Selamatan Pulang Haji, Tak Sekadar Tradisi Lokal
5
Retreat Organisasi: GP Ansor Pacitan Dorong Adaptasi Aturan Baru dan Regenerasi
6
Kesan Jamaah Haji KBIHU MWCNU Singosari Jalani Ibadah di Tanah Suci
Terkini
Lihat Semua