Surabaya, NU Online Jatim
Jamaah Haji asal Klaten, Wiyono, mengaku secara keseluruhan pelayanan dari petugas haji cukup baik, meski tetap harus ada evaluasi untuk musim haji tahun depan. Wiyono juga mengaku, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan fasilitas yang didapatkan disana.
“Sebanding, tapi khusus untuk kegiatan di Muzdalifah dan Mina perlu ada evaluasi menyeluruh,” jelasnya.
Persiapan spiritual dilakukan oleh jamaah haji sebelum berangkat, dengan melakukan manasik haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), maupun secara privat. Jamaah haji asal Jawa Tengah ini, memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan ibadah haji. “
“Ingin menyempurnakan rukun Islam dan ingin menjadi haji yang mabrur,” tutur Wiyono.
Wiyono juga menceritakan pengalaman yang dirasakan ketika melaksanakan wukuf di Padang Arafah. “Rasanya campur aduk antara haru, khusyuk, pasrah dan berharap akan ampunan dan ridho Allah serta diijabah segala doa dan permohonan kita,” jelas Wiyono.
Pengalaman luar biasa saat tawaf di ka’bah dirasakan oleh jamaah kloter 57 ini, karena merasa lebih dekat dengan Allah, dan juga menguji rasa sabar serta tawakal kepada Allah. Tidak hanya itu, pengalaman tersebut juga menambah iman dan taqwa akan kebenaran Islam.
“Karena bisa melihat langsung dan berinteraksi dengan tempat-tempat yang selama ini hanya kami dengar dan kami baca dari kitab-kitab atau literatur,” jelas Wiyono.
Rasa syukur tidak ada habisnya dirasakan oleh Wiyono karena dapat menjalankan rangkaian ibadah haji dengan aman, selamat, lancar dan barokah, seraya terus memohon agar dianugerahi predikat haji mabrur selamanya.
“Ibadah haji selain harus punya bekal spiritual yang cukup, harus didukung juga dengan niat yang mukhlis, dan fisik yang istithoah, sehingga harus disiapkan betul-betul, agar bisa maksimal dan berhasil,” tutupnya.
Penulis: Lailatul Maghfiro
