Surabaya, NU Online Jatim
Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh adanya infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Selain itu, kanker serviks memiliki minim gejala dan terkadang tidak menunjukkan gejala tahap awal sama sekali. Meski begitu, kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat di cegah.
Melihat hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU, Hj Margaret Auliyatul Maemunah mengajak warga Indonesia, khususnya Nahdliyin untuk mencegah kanker serviks ini sejak dini. Kanker serviks ini merupakan penyebab terbanyak meninggalnya perempuan setelah kanker payudara.
“Kanker serviks ini ketika menyerang pada perempuan itu butuh proses 14-20 tahun mulai dari terkena sampai kemudian menimbulkan gejala-gejala," ujarnya yang dikutip dari YouTube TVNU, Selasa (20/02/2024).
Menurutnya, kanker serviks ini disebabkan oleh bakteri dikarenakan dari adanya hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti, atau juga bakteri ini akibat dari tidak sehatnya dan kurang terjaga kebersihan organ intim perempuan.
Lebih lanjut, pencegahan kanker serviks paling efektif itu dilakukan kepada anak-anak perempuan usia 11-12 tahun. Karena pada masa ini adalah masa efektif seorang perempuan belum melakukan hubungan seksual.
"Dan pemerintah sendiri punya program yang namanya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan melalui BIAS ini pemerintah memberikan imunisasi HPV kepada anak perempuan, hal ini sebagai upaya penanggulangan kanker serviks sejak dini," jelasnya.
Ning Margaret mengaku, pemberian imunisasi HPV ini terkadang menimbulakan pro kontra di masyarakat. Akan tetapi sebenarnya jika dilihat dari prespektif Islam, yang namanya mencegah itu lebih baik daripada mengobati, dan tujuan dari prinsip ini adalah menjaga diri serta menjaga keturunan.
"Sebenarnya pemberian imunisasi HPV ini sebagai upaya menjaga para perempuan yang nantinya menjadi penerus atau nantinya akan membangun rumah tangga, serta memiliki peran penting terkait dengan generasi keberlangsungan keluarga," pungkasnya.
Penulis: M Rufait Balya