• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Kiai Marzuki Ingatkan Jangan Memperalat Anak Yatim

Kiai Marzuki Ingatkan Jangan Memperalat Anak Yatim
KH Marzuki Mustamar saat ngaji di Masjid Roudlotul Jannah Kota Mojokerto, Ahad (26/12/2021).
KH Marzuki Mustamar saat ngaji di Masjid Roudlotul Jannah Kota Mojokerto, Ahad (26/12/2021).

Mojokerto, NU Online Jatim

KH Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menyampaikan keutamaan shalawat untuk membersihkan hati pada kajian rutin Ahad pagi di Masjid Roudlotul Jannah kota Mojokerto, Ahad (26/12/2021).
 

“Bagini, membaca Al-Qur’an dan dzikir bisa untuk membersihkan hati agar dendam, dengki, riya’, sombong, pertengkaran sesama muslim hilang. Tetapi shalawat juga sangat efektif untuk menghilangkan sifat-sifat jelek itu,” kata pengasuh Pondok Pesantren Sabilulrosyad Gasek, Malang itu.
 

Menurut Kiai Marzuki, pahala shalawat besar. Kalau orang sudah sangat cinta kepada Nabi Muhammad SAW, maka yang lain-lain sudah tidak dihiraukan lagi.
 

“Jadi, kalau orang itu suka shalawat, gila harta, dendam dan lain sebaginya akan cepat hilang. Shalawat itulah cara membersihkan hati,” jelas Kiai Marzuki.
 

Dalam rutinan ngaji kitab Mukhtarul Hadits  ini, Kiai Marzuki menjelaskan, jika ingin manjadi manusia yang berhati lemah lembut dan ingin berhasil meraih cita-cita di antaranya jangan sampai menyakiti anak yatim.
 

“Kuncinya adalah sayang kepada anak yatim, jangan sampai disakiti. Usap-usap kepalanya, dan beri uang,” kata kiai yang juga dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
 

Kiai Marzuki kemudian memberi nasehat jangan sampai memperalat anak yatim supaya derajat seseorang terangkat.
 

“Penyakitnya teman-teman politisi yang mau mencalonkan kepada daerah atau kepala desa, sering kali memberi uang anak yatim cuma Rp 50.000 tetapi disuruh duduk menunggu berjam-jam sampai mengantuk dinaikkan panggung,” ujarnya.
 

Kiai Marzuki menuturkan, hal yang demikian merupakan perbuatan dosa. Ia juga menceritakan ketika hendak menyantuni anak yatim. Cukup meminta data ke RT dan RW, kemudian mengutus santri mengantar santunannya ke rumah-rumah anak yatim.
 

“Kasihan kalau diundang, besok harus sekolah, tidak bisa belajar. Di rumah harus menemani ibunya. Tidak perlu diundang, cukup uangnya diantar ke rumahnya. Ini namanya mengasihi anak yatim,”  ungkapnya.
 

 

Kiai Marzuki juga mengingatkan, jika ingin hati lemah lembut dan cita-cita tercapai berilah makanan anak yatim sesuai apaa yang dimakan pemberi. “Jika bisa demikian, maka hati akan lemah lembut dan mudah mencapai cita-cita,” pungkasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru