• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Pesan Kiai Marzuki Bagi yang Belum Miliki Keturunan

Pesan Kiai Marzuki Bagi yang Belum Miliki Keturunan
KH Marzuki Mustamar saat mengisi pengajian di kantor PWNU Jatim, Rabu (15/12/2021). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah).
KH Marzuki Mustamar saat mengisi pengajian di kantor PWNU Jatim, Rabu (15/12/2021). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah).

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menggelar ‘Tahlil Korban Erupsi Gudung Semeru dan Ngaji Rutin Kitab Mukhtarul Ahadist’ pada Rabu (15/12/2021). Acara ini dilaksanakan di aula KH Bisri Syamsuri kantor PWNU Jatim, Surabaya.

 

Setelah memimpin tahlil, KH Marzuki Mustamar selaku Ketua PWNU Jatim langsung memulai ngaji kitab yang sudah lama libur karena pandemi Covid-19.

 

Uraian pertama dalam kajian tersebut terkait ciri-ciri orang beriman yaitu rajin memakmurkan masjid.

 

“Orang NU itu orang masjid-an, sejak kecil sering ke masjid. Ngaji di masjid sampai main di masjid, jadi kita-kita ini sebenarnya alumni masjid,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Rosyad Malang itu.

 

Kiai Marzuki kemudian berharap di seluruh masjid atau mushala NU setiap Kamis malam diisi dengan kegiatan-kegiatan semacam tahlilan. Jangan sampai masjid-masjid diisi oleh orang di luar NU.

 

Kiai Marzuki kemudian menjelaskan untuk berhati-hati memilih pemimpin. Sebab, pemimpin mempunyai kewenangan yang besar.

 

“Saya pernah ngaji di salah satu pesantren di Cilacap. Setalah pengasuhnya wafat, sekarang peantrennya hancur. Gusnya kuliah di Yogyakarta dan ikut aliran khilafah, anti Pancasila. Setelah abahnya wafat, Gus ini  menjadi pengasuh, ustadz-ustadz yang sebelumnya mengajar diberhentikan,” ujar Kiai Marzuki mengisahkan

 

Menurutnya, orang yang sewenang-wenang biasanya tidak pernah dalam posisi susah. Dan pemimpin yang baik biasanya lahir dari orang-orang yang pernah hidup susah, seperti Nabi Muhammad SAW.

 

Kiai Marzuki kemudian menegaskan ciri-ciri orang mukmin itu berhasil melaksanakan kebaikan.

 

“Guru TPQ, guru madrasah, dosen yang mukmin itu senang ketika muridnya sukses. Kalau guru yang bermental makelar tidak bahagia jika tidak mendapatkan uang. Akhirnya sibuk mengurusi sertifikasi dan kenaikan pangkat,” terangnya.

 

Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki melanjutkan pembahasan dengan memberi nasehat untuk pasangan suami istri yang belum mendapat keturunan.

 

“Rutinlah makan kurma satu sampai dua bulan. Kemudian berhubungan dengan kondisi badan yang segar. Saat mani keluar barengi dengan nadzar, kalau punya anak laki akan saya berinama Muhammad, kalau perempuan akan saya berinama Fatimah,” ungkapnya.

 

Di akhir acara, Kiai Marzuki mengajak para jamaah berdoa untuk keseksesan Muktamar ke-34 NU di Lampung.

 

 

“Semoga dapat menghasilkan program-program yang bermanfaat untuk NU, Indonesia dan dunia Internasional,” tandasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Metropolis Terbaru