• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

LPBINU Bagikan 6 Cara dalam Menghadapi Krisis Air Bersih

LPBINU Bagikan 6 Cara dalam Menghadapi Krisis Air Bersih
LPBINU Lumajang saat membagikan air bersih kepada warga. (Foto: NOJ/ Imam Malik Hakim)
LPBINU Lumajang saat membagikan air bersih kepada warga. (Foto: NOJ/ Imam Malik Hakim)

Surabaya, NU Online Jatim

Musim kemarau yang berkepanjangan membuat krisis air bersih terjadi di banyak tempat di Indonesia. Untuk itu, pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) M Ali Yusuf membagikan 6 cara dalam mencegah krisis air bersih.

 

"Cara mencegah krisis air sebenarnya tidak sulit, ada banyak cara yang dapat dilakukan. Pertama, hemat air,  prinsip ini sangat dianjurkan oleh agama Islam. Kedua, tidak melakukan pencemaran terhadap sumber-sumber air khususnya sungai dengan tidak membuang sampah dan limbah," ujarnya dilansir dari NU Online, Jumat (29/09/2023).

 

Ia menjelaskan cara ketiga, yaitu dengan menggunakan kembali air yang sudah terpakai sesuai dengan kebutuhan (waste water management), salah satunya dengan daur ulang air.

 

"Keempat, menanam pohon. Pohon memiliki akar yang berfungsi untuk menyerap air ke dalam tanah. Semakin banyak pohon, maka cadangan air akan semakin banyak tersimpan. Kelima, membuat lubang resapan dan sumur resapan. Ini dilakukan untuk menyerap air hujan melalui lubang-lubang resapan atau bisa juga sumur resapan yang bisa dibuat di rumah," imbuhnya.

 

Lalu keenam, memanen air hujan dengan membuat penampungan air hujan yang dapat digunakan atau dipanen saat kemarau dengan model dan teknis instalasi yang saat ini semakin mudah.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan air hujan dapat difungsikan sebagai sumber air alternatif. Sementara untuk penampungan air hujan dapat dilakukan secara kolektif di fasilitas-fasilitas publik maupun di masing-masing rumah.

 

"Enam hal tersebut merupakan cara praktis untuk mengurangi dan mengatasi krisis air," ungkapnya.

 

Menurutnya, yang terpenting dalam mengatasi krisis air adalah mengubah cara berfikir reaktif yang menunggu musim kemarau atau krisis air terjadi baru melakukan respon.

 

"Untuk mengatasi krisis air harus dilakukan serangkaian langkah dan upaya pencegahan dan antisipatif. Karena kondisi  dan daya dukung lingkungan yang semakin menurun dan melemah," pungkasnya.


Metropolis Terbaru