• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

MDS Rijalul Ansor Sidoarjo Kaji Substansi Ramadlan

MDS Rijalul Ansor Sidoarjo Kaji Substansi Ramadlan
Ngaji Online MDS RA Sidoarjo. (Foto: NOJ/Sutrisno)
Ngaji Online MDS RA Sidoarjo. (Foto: NOJ/Sutrisno)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di bulan suci Ramadlan 1442 H/2021 Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo menggelar kegiatan Ngaji Online setiap minggu yang digawangi oleh Pengurus Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS-RA) Sidoarjo. 

 

Dalam Kajian Ramadlan minggu kedua di bulan yang penuh hikmah tersebut, MDS RA Sidoarjo menghadirkan narasumber lokal yang merupakan Pengurus Cabang MDS RA Sidoarjo yakni Ustasz Baha'udin Ahmadi atau yang lebih akrab disapa Gus Baha' mengkaji terkair ‘Substansi Ramadlan’. 

 

Dalam kajian tersebut Gus Baha'  memaparkan bahwa tujuan puasa adalah benar-benar menguatkan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan predikat taqwa, maka tentu ada cara dan syarat yang harus dilaksanakan dengan benar. Di antaranya adalah  mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang mubah dan menjauhi perkara yang haram.

 

"Maksudnya adalah ketika kita sudah berpuasa tanpa disertai dengan melakukan kegiatan negatif atau bahkan berbuat maksiat," jelas Gus Baha'.

 

Lebih lanjut Pembina RA Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Krembung tersebut menyampaikan bahwa jika puasa yang dilakukan sesuai dengan kaidah ilmu fiqih dan syariat yang benar, maka akan menuju pada ketaqwaan pada Allah SWT.

 

“Sehingga kita nanti bisa memperoleh yg kita cita-citakan selama Romadla ini yaitu mendapatkan ampunan dari Allah, mendapatkan ridlo-Nya, mendapatkan surga dan dijauhkan dari api neraka," sambung Gus Baha'.

 

Saat dikonfirmasi oleh NU Online Jatim terkait perbedaan puasanya orang terdahulu dengan masa kini, Gus Baha' menjelaskan bahwa pada dasarnya sama yaitu sama-sama puasa Ramadlan hanya saja  situasi dan kondisi yang akhirnya menjadi berbeda.

 

"Misal umat Yahudi karena sesatnya mereka meninggalkan Romadlan dan diganti dengan puasa satu hari saja dalam setahun yaitu pada hari Asyura dimana mereka beranggapan bahwa hari itu hari ditenggelamkannya Raja Firaun dan Nabi kita tidak membenarkan kesesatan Yahudi tersebut,” terangnya.

 

Selanjutnya puasa orang nasrani pada dasarnya sama yaitu kewajiban puasa Romadlan dan sudah lama dilakukan. Karena lama bertepatan dengan musim panas dan akhirnya mreka merasa berat dalam bepergian dan bekerja sehingga dengan kesesatan mereka beserta pimpinannya, maka mereka sepakat untuk mengganti di musim semi dengan menambah 10 Hari menjadi 40 hari kemudian di tambah oleh raja 10 hari menjadi 50 hari. (Assarqowi: 404) 

 

Substansi puasanya tetap sama yakni mendekatkan diri kepadapada Allah SWT.

 

"Kalau perbedaan puasa umat Islam generasi dahulu dan sekarang saya kira sama saja cuma kualirasnya yang berbeda, karena kita tahu sendiri dahulu itu tidak ada media sosial. Sekarang zamanya media sosial, dulu orang berpuasa fokus pada puasanya diisi dengan banyak ibadah, tapi sekarang kebanyakan fokus pada teknologi informasi seperi handphone dalam mengunggah kegiatan keagamaan di bulan suci Ramdlan ini," pungkasnya.

 

Editor: Risma Savhira


Metropolis Terbaru