• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Metropolis

Melalui Tadarus Jurnalistik, NU Online Siapkan Pewarta ‘Jago’ Wawancara

Melalui Tadarus Jurnalistik, NU Online Siapkan Pewarta ‘Jago’ Wawancara
Tangkapan layar para peserta tadarus jurnalistik NU Online, Ahad (25/04/2021). (Foto: NOJ/ Mila).
Tangkapan layar para peserta tadarus jurnalistik NU Online, Ahad (25/04/2021). (Foto: NOJ/ Mila).

Sidoarjo, NU Online Jatim

NU Online terus berikhtiar meningkatkan kualitas mutu pemberitaaan dan kontributor selama Bulan Ramadlan 1442 Hijriyah. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan bertajuk ‘Tadarus Jurnalistik’ yang diselenggarkan setiap hari Ahad. Kali ini, pelaksana kegiatan menghadirkan Syamsul Huda selaku pemateri dengan topik ‘Teknik Wawancara’ pada Ahad (24/04/2021).

 

“Setiap media massa, memiliki kriteria kualitatif yang berbeda sebagai tolak ukur pemuatan sebuah berita,” ujar pria yang akrab disapa Syamsul tersebut.

 

Dijelaskan, dalam tugas menggali bahan dan menulis, wawancara bisa menjadi sarana yang ditempuh oleh seorang jurnalis untuk membuat berita. “Jika misal press release sebuah kegiatan yang dikeluarkan oleh panitia kegiatan kurang komprehensif, wawancara bisa dilakukan untuk penajaman,” paparnya.

 

Menukil dari Peter Henshall dan David Ingram, Syamsul menjelaskan bahwa wawancara merupakan bentuk percakapan khusus antara wartawan dengan narasumber yang mengandung unsur fakta atau pendapat dan bernilai berita.

 

Lebih lanjut ia menyampaikan beberapa prosedur wawncara jurnalis dalam mendapatkan berita. Di antaranya penugasan redaktur, wawancara narasumber dengan inisiatif mandiri, munculnya kejadian tak terduga, dan inisiatif sumber berita.

 

“Salah satu kunci keberhasilan wawancara adalah pengajuan pertanyaan yang relevan, valid, ringkas, berorientasi masa depan dan mudah dipahami sumber berita,” tegasnya memberikan motivasi kepada para para jurnalis nahdliyin yang hadir secara virtual dalam kegiatan tersebut.

 

Syamsul juga menyarankan agar sebelum melakukan wawancara, hendaknya jurnalis memiliki bahan dan menguasai persoalan dengan membaca buku referensi, koran, portal berita dan televisi. “Perlu juga dihindari adu argumentasi dengan narasumber,” ujarnya berbagi tips.

 

Pertanyaan yang bagus dalam teknik wawancara adalah pertanyaan pendek yang mampu mendatangkan penjelasan yang panjang dari narasumber. Dengan memakai pisau analisa ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ bisa membuat hasil wawancara menjadi menarik.

 

Dalam penjelasan berikutnya, disampaikan ragam wawancara yang meliputi wawancara terjadwal, wawancara cegat dan wawancara eksklusif.

 

Pria yang pernah mewawancarai banyak tokoh penting itu juga berbagi kiat sukses wawancara cegat atau doorstop dengan mengajukan pertanyaan ampuh di tengah banyak jurnalis yang lain, semisal kalimat “satu pertanyaan penting untuk dua juta pembaca NU Online, yai”, diyakini kalimat tersebut bisa menarik perhatian narasumber dalam wawancara cegat.

 

Setelah mendapatkan materi,  sebelum menulis berita, seorang jurnalis perlu mengecek kembali validitas data.  Wartawan juga dituntut memiliki kompetensi teknik wawancara untuk menunjang aktifitasnya yang sejalan dengan etika jurnalistik.  Sehingga perlu juga menyimpan nomor kontak narasumber jika diperlukan klarifikasi data atau untuk manfaat jejaring di kemudian hari.

 

 

Kegiatan yang dihadiri oleh para kontributor dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta dan Lampung itu berlangsung cukup menarik dengan pertanyaan yang bervariasi dari peserta.

 

Editor: Romza


Editor:

Metropolis Terbaru