• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Ning Farida Ulfi Ulas Pentingnya Hubungan Relasi antara Suami Istri

Ning Farida Ulfi Ulas Pentingnya Hubungan Relasi antara Suami Istri
Wakil Ketua PC Aswaja NU Center Sidoarjo, Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/ISt)
Wakil Ketua PC Aswaja NU Center Sidoarjo, Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/ISt)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) NU Center Sidoarjo, Farida Ulfi Na’imah mengulas seputar hubungan dan relasi baik yang dibangun antara suami dan istri serta terhadap anggota keluarga yang lainnya, atau Mu'asyarah bil Ma'ruf yang ada di kitab Sittin al-'Adliyah.


Hal tersebut ia ulas saat mengisi kajian Aswaja Female Mengaji yang dilaksanakan secara live di akun Instagram @Aswaja_femalesda, Rabu (05/07/2023).  


“Mu'asyarah yang dimaksud tidak hanya bagaimana laki-laki dapat memperlakukan pasangan mereka dengan baik,” katanya.


Ning Ulfi sapaan akrabnya mengatakan, konsep Mu'asyarah bil Ma'ruf tidak bisa dimaknai hanya istri saja, akan tetapi baik suami atau istri sama-sama meperlakukan pasangan dengan baik. Dari hadist yang diriwayatkan Jabir bin Abdullah bahwa Rasululah SAW melarang mengetuk pintu di malam hari.


“Makna larangan mengetuk pintu tersebut adalah adab bagi suami yang tidak boleh menganggu istri ketika sudah larut malam untuk membukakan pintu, begitupun sebaliknya istri tidak boleh menganggu ketika suaminya telah tertidur lelah,” terangnya.


Rasulullah juga telah mencontohkan ketika pulang larut malam dan tidak mau menganggu istrinya, Rasulullah kemudian memutuskan tidur di luar. Oleh karena itu, di zaman sekarang membutuhkan komunikasi yang insentif.


Jika ingin pulang larut malam bisa saling mengabari atau dengan membawa kunci. Sehingga ketika pulang tidak harus membangunkan. Dijelaskan larangan mengetuk pintu di malam hari seperti hadist di atas adalah untuk zaman dahulu yang masih belum ada teknologi yang mambantu komunikasi seperti saat ini.


“Sahabat Anas bin Malik menyaksikan Rasulullah tidak mengetuk pintu rumah kecuali di waktu pagi atau sore hari dimana istri Rasulullah masih belum tidur,” paparnya.


Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitabnya Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari juga mengungkapkan, Rasulullah tidak perlu keluar rumah di malam hari karena tidak mau masuk rumah pada kondisi istri sudah tidur atau sedang berpakaian lusuh.


“Intinya bagaimana pasangan suami dan istri tidak saling menganggu, maka ciptakan suasana yang nyaman itu harus dilakukan dalam keluarga,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru