Gresik, NU Online Jatim
Nyai Badriyah Fayumi dan Alissa Wahid menjelaskan peran perempuan di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) saat berbicara dalam talkshow Kompas TV pada Kamis (20/01/2022) malam. Pada kesempatan itu hadir juga Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Topik utama talkshow memang terkait masuknya sejumlah perempuan NU dalam jajaran PBNU masa khidmat 2022-2027, baik di jajaran syuriyah maupun tanfidziyah. "Sebetulnya kalau kita melihat, dari Islam sendiri kehadiran Nabi membawa syariat Islam itu, kan, sudah jelas address-nya. Seperti memberdayakan perempuan dan yang dilakukan lompatan oleh Rasulullah itu sangat luar biasa," ujarnya.
Menurutnya, itu memang bagian dari Islam itu sendiri karena itu memang bagian dari misi perjuangan Rasulullah. NU kemudian menerjemahkan itu dalam konteks sekarang dengan, antara lain, memasukkan perempuan di struktur PBNU.
"Namun sebetulnya kita, kan, melihat NU sejak dulu sudah memberikan ruang bagi perempuan, seperti di badan otonomnya sendiri. Perempuan hadir ada empat dimensi, satu sebagai perempuannya sendiri, kedua tema atau isu, ketiga perspektif atau subyek dan hadir sebagai kelompok," papar Nyai Badriyah.
Sementara itu, Alissa Wahid menjelaskan tentang sejarah perempuan di tubuh NU sejak awal berdiri. "Dalam lingkup NU dari sejak NU berdiri peran perempuan begitu cukup besar. Bukan sebagai ujuk-ujuk baru muncul, itu enggak juga. Dari ketika Ibu Nyai Hairiyah (putri hadratussyhekh KH Hasyim Asy'ari) pulang dari Mekkah, beliau sudah diberi keleluasaan memimpin pondok pesantren," terangnya.