• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Bu Nyai dan Tokoh Perempuan Masuk Kepengurusan PBNU 2022-2027

Bu Nyai dan Tokoh Perempuan Masuk Kepengurusan PBNU 2022-2027
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat membacakan struktur PBNU yang sebagian diisi unsur perempuan. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat membacakan struktur PBNU yang sebagian diisi unsur perempuan. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 diumumkan pada Rabu (12/01/2022) di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Menariknya, ada sejumlah Bu Nyai dan tokoh perempuan termasuk dalam komposisi kepengurusan PBNU. 

 

“Sejak awal didirikan sebenarnya tidak ada pembatasan di PBNU. Sekarang tokoh perempuan dimasukkan karena memang ada kebutuhan yang mendesak,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat membacakan susunan pengurus PBNU, Rabu (12/01/2021).

 

Beberapa perempuan yang masuk kepengurusan PBNU di antaranya adalah di jajaran Mustasyar ada Nyai Nafisah Sahal Mahfudz; Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid (Istri Gus Dur); dan Nyai Mahfudloh Ali Ubaid.

 

Selain itu, di jabatan A’wan di antaranya; Nyai Nafisah Ali Masum; Nyai Badriyah Fayumi; serta Nyai Ida Fatimah Zaenal. Juga di Tanfidziyah ada nama Khofifah Indar Parawansa serta Alissa Qotrunnada Wahid (putri Gus Dur), sebagai Ketua.

 

“Ada masalah-masalah besar terkait isu perempuan. Kita ajak tokoh perempuan yang paling tangguh dan kuat, seperti Ibu Khofifah dan Ibu Alissa yang nanti akan kita andalkan,” kata Gus Yahya.

 

Sementara itu, dalam kesempatan ini, Alissa Wahid mengatakan bahwa masuknya nama perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting.

 

“Sejak awal NU kita sadari ruang perempuan sangat besar. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri, juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai,” ujar putri Gus Dur ini.

 

Hal yang sama diungkapkan Khofifah Indar Parawansa. Menurutnyaa, dalam menyongsong 100 tahun usia NU, peran perempuan NU harus diperkuat. Peningkatan SDM dan IPM menjadi pertimbangan serius yang harus diperjuangkan.

 

“Saya mencontohkan kalau ada 10 ibu di Jawa Timur, 7 adalah muslimat dan 5 di antaranya biasanya kurang mampu. Ini menjadi proses peningkatan IPM yang harus diprioritaskan NU,” ujarnya.


Metropolis Terbaru