• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Sowan ke PWNU Jatim, Pangdam V Brawijaya Sampaikan Rekrutmen Santri Jadi Tentara

Sowan ke PWNU Jatim, Pangdam V Brawijaya Sampaikan Rekrutmen Santri Jadi Tentara
Silaturahim Pangdam V Brawijaya dengan jajaran PWNU Jatim, Selasa (11/01/2021). (Foto: NOJ/ Nur Faishal).
Silaturahim Pangdam V Brawijaya dengan jajaran PWNU Jatim, Selasa (11/01/2021). (Foto: NOJ/ Nur Faishal).

Surabaya, NU Online Jatim

Panglima Kodam (Pangdam) V Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto melakukan kunjungan silaturahim ke kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Selasa (11/01/2022). Di sela-sela silaturahim itu, Mayjen TNI Nurchahyanto menyampaikan bahwa rekrutmen santri untuk menjadi tentara akan dilaksanakan serta segera disosialisasikan.

 

Jajaran pengurus PWNU Jatim menyambut baik kedatangan rombongan Pangdam ini. Di antaranya ada KH Anwar Iskandar Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur dan KH Marzuki Mustamar  Ketua PWNU Jawa Timur.

 

Serta Wakil Ketua PWNU Jatim KH A'la Basyir, KH Abdussalam Shohib, KH Fahrurrozi, M Koderi, KH Ahsanul Haq, Ma'ruf Syah, Wakil Sekretaris PWNU Jatim Hasan Ubaidillah dan H Mujib Syadzili.

 

Sedangkan rombongan Pangdam yang baru dilantik tanggal 10 Desember 2021 lalu itu di antaranya ada Inspektur Kodam Brigjen Ari Subekti dan Asisten Teritorial Kol Inf Ahmad Basuki.

 

"Kami ingin kulo nuwun kepada para kiai di PWNU Jatim. Saya asli Jatim, dibesarkan di Malang. Selama 30 tahun dinas AD baru kali ini di Jawa Timur," kata Mayjen TNI Nurchahyanto.

 

Dalam silaturahim itu, Mantan Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga menyampaikan, ada kebijakan di institusinya bahwa akan dilaksanakan rekrutmen prajurit dari unsur santri.

 

"Kebijakan pimpinan kami, khususnya AD sudah akan dimulai rekrutmen santri untuk menjadi prajurit. Peluang itu sudah dibuka, akan dicoba untuk sosialisasi kepada para santri dan NU guna melaksanakan rekrutmen," jelas perwira tinggi TNI kelahiran Malang pada 28 Oktober 1964 itu.

 

Menurutnya, santri dari NU sudah terjamin komitmennya terhadap NKRI. Sehingga sudah cocok santri NU menjadi prajurit TNI. "Ini peluang yang luar biasa. Bila prajurit direkrut dari santri, khususnya dari NU, niscaya dijamin komitmennya pada NKRI dan nasionalismenya,” ujarnya.

 

Selanjutnya, ia akan menindaklanjuti ke satuan di bawahnya. "Kami akan menindaklanjuti dengan menyampaikan Komandan di Dandim hingga di jajaran bawah," tutur Mayjen TNI Nurchahyanto.

 

Sementara itu, Kiai Marzuki menjelaskan, pihaknya selalu berusaha untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam menjaga keutuhan NKRI.

 

"Apalagi dengan Kodam V Brawijaya, karena para kiai pesantren dan NU mempunyai sejarah cukup panjang dalam perjuangan negara," ucap kiai yang juga Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang itu.

 

NU Santri Tentara

KH Anwar Iskandar dalam silaturahim ini menjelaskan bahwa antara NU, santri dan tentara merupakan komponen penting dalam menjaga keutuhan Indonesia.

 

"Di kalangan kiai-kiai sepuh Jawa Timur, dipahami bahwa kata-kata yang berbunyi "Nusantara" merupakan kata kunci bagi keselamatan Indonesia. Bila dijabarkan 'Nusantara bermakna NU, Santri dan Tentara'. InsyaAllah bila tiga komponen ini bersatu, Indonesia akan kuat dan aman," tutur Kiai Anwar.

 

Ia juga mendoakan Panglima Kodam V/Brawijaya sukses dalam menjalankan tugas-tugas di Jawa Timur.

 

Dalam kesempatan itu, Kiai Anwar juga menjelaskan tentang posisi NU, agama dan Negara. Menurutnya, NU berpandangan, negara merupakan rumah besar seluruh warga bangsa yang terdiri latar belakang yang bermacam-macam. majemuk, plural, tak hanya satu agama melainkan bermacam-macam.

 

Bagi NU, lanjutnya, kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus dihargai. Dengan kebhinekaan itu, di mata NU, negara merupakan negara bangsa, hasil prakarsa atas pendiri bangsa yang sudah selesai dibahas.

 

"Tidak boleh ada pikiran dan usaha-usaha yang mengubah bentuk negara. Menjadi negara agama, misanya, NU tidak akan menyetujui," tegasnya.

 

Kiai Anwar juga mengingatkan bahwa dasar Negara Pancasila yang menjadi payung bagi seluruh elemen bangsa menjadi keniscayaan. Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

 

Oleh karenanya, NU akan menentang dengan segala daya dan upaya adanya rongrongan dari berbagai kekuatan yang ingin mengubah dasar negara. NU tak ingin Indonesia ada yang disebut ‘kekuatan yang menginginkan politik aliran’.

 

"Karena kita memahami negara bangsa dan Pancasila sebagai dasar negara, karenanya politiknya adalah politik kebangsaan, bukan politik aliran. Itulah pandangan-pandangan NU yang bisa disamakan frekuensinya,” ungkapnya.

  

Meski begitu, Kiai Anwar mengingatkan, ada kelompok-kelompok yang masih menggerogoti keutuhan negara di tengah masyarakat. Maka, menurutnya, penting sinergi antara Babinsa dengan NU ranting atau pondok pesantren.

 

"Sinergi bisa dilakukan bukan hanya di Kodam dan PWNU melainkan juga di tingkat Kodim dan PCNU. Kami buka pintu 24 jam bagi para tentara yang hadir ke kiai-kiai untuk menyamakan visi dan demi keutuhan NRKI," tandas Kiai Anwar.


Editor:

Metropolis Terbaru