• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Metropolis

PORSENI NU

Rais Aam PBNU Ungkap Sejumlah Alasan Dihelatnya Porseni NU 2023

Rais Aam PBNU Ungkap Sejumlah Alasan Dihelatnya Porseni NU 2023
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NOJ/ Media Center PWNU Jatim)
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NOJ/ Media Center PWNU Jatim)

Surakarta, NU Online Jatim

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkap sejumlah alasan atas digelarnya Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU) 2023. Di antaranya, untuk menyempurnakan kekuatan yang dimiliki manusia, yakni kekuatan rohani dan jasmani.


“Karena kekuatan rohani tidak cukup, harus diikuti dengan kekuatan jasmani,” ujarnya saat Welcome Dinner Porseni NU yang dipusatkan di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Ahad (15/01/2023) malam.


Ia mengatakan, kekuatan jasmani bisa diperoleh dengan melakukan riyadlah jasadiyah, sebagaimana layaknya Porseni NU 2023. Olahraga dan olah jasad tersebut, lanjut Kiai Miftach, sebagai upaya menyempurnakan kekuatan-kekuatan manusia yang disebutkan dalam Al-Qur’an.


“Yakni, sebagai ciptaan yang sangat baik. Ciptaan yang sangat layak untuk memimpin sebagai khalifatil ardhi (pemimpin di muka bumi),” kata Kiai Miftach.


Disebutkan, Islam memandang olahraga sebagai sesuatu yang penting. Hal tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang belajar olahraga renang kendati di usia yang sangat muda. Yakni, ketika Rasulullah berziarah ke makam Abdullah (orang tua Nabi) dan belajar renang di sumur Kabilah ‘Adi di Madinah.


“Kira-kira usai 6 tahun, Nabi belajar berenang di Madinah, di sumurnya Kabilah 'Adi. Kita tahu sumur ini hidup, airnya tenang, dan sumurnya lebar. Kok bisa berenang dan berhasil, itu menandakan Rasulullah mahir,” tegasnya.


Bahkan, Rasulullah berpesan agar umat manusia mengajari anaknya untuk belajar memanah, berenang, menaiki kuda dan lain sebagainya. Hal itu pertanda bahwa olahraga menduduki tempat yang sangat penting.


“Maka, di sinilah NU merasa punya amanat. Dan ini perdana, perhelatan yang dilakukan atau dilaksanakan oleh PBNU agar melahirkan kader-kader yang bukan saja sehat rohani, tapi juga sehat jasmani,” terang Kiai Miftach.


Pepatah klasik Yunani kuno mengatakan, lanjut Kiai Miftach, di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat. Adagium tersebut bahkan dibenarkan dalam agama Islam, bahwa akal yang sehat berada dalam tubuh atau jasad yang sehat.


“Jadi, kalau ini kita pahami, maka olahraga itu bagian daripada ibadah juga,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya ini.


Selain itu, dirinya juga mewanti-wanti agar perhelatan tersebut terlaksana dengan baik, yaitu dengan menjaga kejujuran dan sikap sportifitas. Persoalan persaingan adalah hal yang dibolehkan, akan tetapi harus dilakukan secara sportif.


“Bersaing silahkan, tapi harus tetap menjaga sportifitas. Jangan sampai hanya karena ingin juara malah melakukan perbuatan yang justru akan mencederai. Karena kita ini sedang ditonton oleh masyarakat,” sebutnya.


Gelaran Porseni NU tersebut menurut Kiai Miftach merupakan percontohan kepada masyarakat luas untuk melaksanakan kegiatan yang sportif dan tidak berakibat keributan. Bahkan, menurutnya agenda itu merupakan jalan untuk menunjukkan calon-calon pemakmur bumi.


“Karena kita ini diproyeksikan oleh Allah sebagai makhluk abadi. Dan inilah kesempatan kita memberikan percontohan yang baik. Bahkan, gelaran Porseni NU tersebut adalah suatu misi untuk mendhodkan dunia,” tandasnya.


Metropolis Terbaru