• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 19 Januari 2025

Metropolis

Sowan PWNU Jatim, BP Haji Minta Arahan soal Dam dan Revisi UU

Sowan PWNU Jatim, BP Haji Minta Arahan soal Dam dan Revisi UU
Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak saat sowan ke Kantor PWNU Jatim, Selasa (07/01/2024). (Foto: NOJ/ Dok. PWNU Jatim)
Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak saat sowan ke Kantor PWNU Jatim, Selasa (07/01/2024). (Foto: NOJ/ Dok. PWNU Jatim)

Surabaya, NU Online Jatim 

Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji RI Dahnil Anzar Simanjuntak sowan ke Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Selasa (07/01/2024). Sowan tersebut dalam rangka meminta arahan terkait pelaksanaan dam di Tanah Air dan Revisi Undang-Undang (UU) Haji Nomor 8 Tahun 2019.

 

Kunjungan silaturahim tersebut diterima langsung oleh Ketua PWNU Jatim KH Kikin A Hakim Mahfudz. Turut menemui pula dalam kunjungan itu, Wakil Rais PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir dan KH Ali Maschan Moesa, serta jajaran PWNU Jatim lainnya.

 

Dalam kesempatan itu, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan bahwa sowan dilaksanakan untuk meminta fatwa atau arahan dari PWNU Jatim terkait dam agar penyembelihannya bisa dilakukan di Indonesia. 

 

"Kami sudah menyampaikan kepada Pemerintah Arab Saudi dan mereka mendorong hal itu agar haji punya dampak ekonomi melalui dam," ujarnya.

 

Selain soal dam, pihaknya juga ingin mendengar saran PWNU Jatim terkait revisi UU Haji Nomor 8/2019 agar urusan haji tidak hanya berdampak secara ritual, namun juga peradaban atau kebangsaan, terutama ukhuwah dan nasionalisme.

 

"Jadi, makna mabrur itu bukan hanya ritual, tapi ada kesalehan sosial dan makna untuk peradaban kebangsaan, sehingga haji akan memiliki makna tri-sukses yakni sukses ritual, sukses ekonomi dalam penyembelihan/dam atau makanan/kampung haji, dan sukses pasca-haji yang bersifat sikap sosial atau peradaban kebangsaan," katanya.

 

Menurutnya, Presiden RI Prabowo Subianto ingin penyelenggaraan haji itu "satu pintu" melalui BP Haji, baik bidang katering, kesehatan, maupun bidang lain. "Pemerintah Arab Saudi juga memberi apresiasi ada badan khusus untuk mengurusi haji, mereka bilang bagus," ungkapnya.

 

Menanggapi harapan BP Haji itu, Ketua PWNU Jatim KH Kikin A Hakim Mahfudz menegaskan bahwa ibadah haji memang harus membawa perubahan sikap, terutama sikap sebagai bangsa dengan meningkatkan kebersamaan, ukhuwah, dan persatuan.

 

"Dulu, KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan itu membangun nasionalisme melalui organisasi juga sepulang haji. Jadi kedua pemimpin kita itu mengajarkan pentingnya haji bisa membangkitkan semangat ukhuwah, semangat nasionalisme," tegasnya.

 

Terkait dampak ekonomis dari haji, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang itu menilai hal itu sangat mungkin, karena jamaah haji dari Indonesia berjumlah paling besar. Bahkan pada tahun 1980-an pernah mencapai 50 persen lebih dari jamaah haji di dunia.

 

"Jadi, haji itu tidak sekadar ritual, tapi kualitas ibadah pasca haji yang meningkat dalam bentuk Ukhuwah Islamiyah/keagamaan, Ukhuwah Wathoniyah/kebangsaan, dan Ukhuwah Basyariyah/kemanusiaan," pungkasnya.


Metropolis Terbaru